Contoh Pengajuan Pendirian Yayasan

Contoh Pengajuan Pendirian Yayasan

مـؤسسة القـلم نغـراك
YAYASAN AL-QOLAM NAGRAK
SK. Nomor : AHU-08568.50.10.2014
Akta Notaris : Heri Hendriyana, SH., MH   No. 186
Sekretariat : Kp. Nagrak Rt. 001 Rw. 008 Ds. Sindangraja Kec. Jamanis kab. Tasikmalaya

ANGGARAN DASAR (AD)
YAYASAN AL-QOLAM NAGRAK
KP. NAGRAK 001/008 DESA SINDANGRAJA KECAMATAN JAMANIS
KABUPATEN TASIKMALAYA




BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1

(1)

Yayasan ini bernama Yayasan “AL-QOLAM NAGRAK”
(2)

Yayasan AL-QOLAM NAGRAK berkedudukan di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, dan beralamat di Kp. Nagrak RT. 001 RW. 008 Ds. Sindangraja Kec. Jamanis
(3)

Yayasan AL-QOLAM NAGRAK didirikan pada tanggal 29 Oktober 2014

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

(1)

Yayasan “AL-QOLAM NAGRAK “ memmpunyai maksud dan tujuan di bidang Sosial, Kemanusiaan dan Keagamaan.

BAB III
KEGIATAN
Pasal 3

Untuk melaksanakan maksud dan tujuan diatas yayasan “AL-QOLAM NAGRAK” melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
(1)
Bidang Sosial meliputi :

a.
Mendirikan dan menyelenggarakan Pendidikan formal , mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT)

b.
Mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan non formals eperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan yang sejenisnya.

c.
Mengembangkan Sumber daya Manusia (SDM) melalui pembinaan dan pelatihan

d.
Mengadakan kegiatan embin kemasyarakatan, pembinaan generasi muda, melalui kegiatan pelatihan dan pengajian 
(2)
Bidang Kemanusiaan meliputi :

a.
Memberikan atau menyalurkan bantuan kepada fakir miskin, jompo dan gelandangan, korban bencana alam dan lain sebagainya.

b.
Menyelenggarakan pelayanan jenazah

c.
Pelestarian lingkungan hidup
(3)
Bidang Keagamaan meliputi :

a.
Mendirikan rumah ibadah (mesjid) dan sarana ibadah lainnya

b.
Mendirikan dan menyelenggarakan pondok pesantren, madrasah diniyah, Majlis Ta’lim dll.

c.
Menerima dan menyalurkan zakat, infaq shodaqoh

d.
Menyelenggarakan pusat kajian Islam dan pengembangan da’wah islamiyah dan pengkaderan umat

BAB IV
JANGKA WAKTU
Pasal 4
(1)

Yayasan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya

BAB V
KEKAYAAN YAYASAN
Pasal 5

(1)
Yayasan mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan pendiri yang dipisahkan, dalam bentuk tunai sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah)

(2)
Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, kekayaan yaysan dapat diperoleh dari :

a.
Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat

b.
Wakaf

c.
Hibah

d.
Hibah wasiat; dan

e.
Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Yayasan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku
(2)
Semua kekayaan yayasan harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan

BAB VI
ORGAN YAYASAN
Pasal 6

(1)
Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari :

a.
Pembina

b.
Pengurus harian

c.
Pengawas

BAB VII
PEMBINA
Pasal 7

(1)
Kedudukan dan Keanggotaan Pembina

a.
Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas

b.
Pembina terdiri dari satu orang atau lebih anggota pembina

c.
Dalam hal yayasan karena sebab apapun tidak mempunyai anggota Pembina maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut wajib diangkat anggota Pembina berdasarkan keputusan rapat gabungan anggota pengawas dan anggota pengurus

d.
Seorang anggota Pembina dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis maksud tersebut kepada yayasan, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya


BAB VIII
MASA JABATAN PEMBINA
Pasal 8

(1)
Masa jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya
(2)
Jabatan anggota Pembina akan berakhir dengan sendirinya, apabila anggota Pembina tersebut :

a.
Meninggal dunia

b.
Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat 3 sesuai dengan ketentuan pasal ini

c.
Tidak lagi memenuhi persyartan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d.
Diberhetikan berasarkan keputusan rapat embina
(3)
Anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota pengurus dan atau anggota pengawas.

BAB IX
TUGAS DAN WEWENANG PEMBINA
Pasal 9

(1)
Pembina berwenang bertindak untuk dan atas nama pembina
(2)
Kewenangan Pembina meliputi :

a.
Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar

b.
Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan atau anggota pengawas

c.
Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan Anggaran Dasar

d.
Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan

e.
Penetapan keputusan mengenai penggabungan dan pembubaran yayasan

f.
Pengesahan pelaporan tahunan

g.
Penunjukan indikatr dalam hal yayasan dibubarkan
(3)
Dalam hal ada seorang anggota Pembina, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada ketua Pembina atau anggota Pembina berlaku pula baginya.

BAB X
RAPAT  PEMBINA
Pasal 10

(1)
Rapat Pembina diadakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun, paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan
(2)
Rapat Pembina diadakan di tempat kedudukan yayasan, atau di tempat kegiatan yayasan, atau di tempat lain dalam wilayah hokum republic Indonesia
(3)
Rapat Pembina dipimpin oleh ketua Pembina, dan jika ketua pembina tidak hadir atau berhalangan, maka rapat Pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari anggota yang hadir
(4)
Seorang anggota Pembina hanya dapat diwakili oleh anggota Pembina lainnya dalam rapat Pembina berdasarkan surat kuasa

Pasal 11

(1)
Rapat Pembina adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :

a.
Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota pembina

b.
Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan rapat Pembina kedua;

c.
Pemanggilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b, harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat

d.
Rapat Pembina kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat Pembina pertama;

e.
Rapat Pembina kedua adalah sah dan berhak  mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Pembina.
(2)
Keputusan rapat Pembina diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
(3)
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah suara yang sah
(4)
Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak
(5)
Tata cara pemungutan suara dilakukan sebagai berikut :

a.
Setiap anggota Pembina yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara, dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Pembina yang diwakilinya

b.
Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara terbuka dan ditandatangani, kecuali ketua rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang hadir;

c.
Suara yang abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
(6)
Setiap rapat Pembina dinuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapatdan sekretaris rapat
(7)
Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila berita acara rapat dibuat dengan akta notaris
(8)
Pembina dapat mengambil keputusan yang sah tampa mengadakan rapat Pembina, dengan ketentuan semua anggota Pembina telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Pembina memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
(9)
Keputusan yang diambil sebagaimana yang dimaksud pada ayat (8), mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat pembina
(10)
Dalam hal hanya ada 1 (satu) orang Pembina, maka dia dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

BAB XI
RAPAT TAHUNAN
Pasal 12

(1)
Pembina wajib menyelenggarakan rapat tahunan setiap tahun, paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku yayasan ditutup.
(2)
Dalam rapat tahunan Pembina melakukan :

a.
Evaluasi tentang harta kekayaan, hak dan kewajiban yayasan tahun yang lampau sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan yayasan untuk tahun yang akan datang;

b.
Pengesahan laporan tahunan yang diajukan pengurus;

c.
Penetapan kebijakan umum yayasan;

d.
Pengesahan program kerja rencana anggaran tahunan yayasan.
(3)
Pengesahan laporan tahunan oleh Pembina dalam rapat tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggungjawab sepenuhnya kepada para anggota pengurus dan pengawas atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan.

BAB XII
PENGURUS
Pasal 13

(1)
Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurtusan Yayasan yang sekurang kurangnya terdiri dari :

a.
Seorang Ketua

b.
Seorang Sekretaris

c.
Seorang Bendahara
(2)
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Ketua, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Ketua Umum.
(3)
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Sekretaris, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Sekretaris Umum.
(4)
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Bendahara, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Bendahara Umum.

Pasal 14

(1)
Yang dapat diangkat sebagai anggota pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan yayasan yang menyebabkan keruagian bagi yayasan, masyarakat atau negara berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
(2)
Pengurus diangkat oleh Pembina melalui rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
(3)
Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium, apabila pengurus yayasan :

a.
Bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, Pembina dan pengawas; dan

b.
Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh.
(4)
Dalam hal jabatan pengurus kosong, maka dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk mengisi kekosongan ini.
(5)
Dalam hal semua jabatan pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, Pembina harus menyelenggaraka rapat untuk mengangkat pengurus baru, dan untuk sementara yayasan diurus oleh pengawas.
(6)
Pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
(7)
Dalam hal terdapat penggantian pengurus yayasan, maka dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan pergantian pengurus yayasan, pengurus yang menggantikan wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Instansi terkait.
(8)
Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, pengawas atau pelaksana kegiatan.

Pasal 15

(1)
Jabatan pengurus berakhir apabila :

a.
Meninggal dunia

b.
Mengundurkan diri

c.
Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun;

d.
Diberuk disahkan pembinahentikan berdasarkan rapat pembina

e.
Masa jabatan berakhir

BAB XIII
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS
Pasal 16

(1)
Pengurus bertanggungjawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan yayasan
(2)
Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan untuk disahkan pembina
(3)
Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh pengawas
(4)
Pengurus berhak mewakili yayasan di dalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan dalam kejadian yang berkaitan dengan yayasan dengan persetujuan dari Pembina.



BAB XIV
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pasal 17

(1)
Pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan pelaksana kegiatan yayasan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus.
(2)
 Yang dapat diangkat sebagai Pelaksana Kegiatan Yayasan adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dan siap menjalankan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yayasan.   
(3)
Pelaksana kegiatan diangkat oleh pengurus berdasarkan Keputusan Rapat pengurus untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali.
(4)
Pelaksana kegiatan bertanggungjawab kepada pengurus
(5)
Pelaksana kegiatan menerima upah atau honorarium yang jumlahnya jumlahnya ditentukan berdasarkan keputusan Rapat.

BAB XV
RAPAT PENGURUS
Pasal 18

(1)
Rapat pengurus dapat dilaksanakan setiap waktu apabila dipandang perlu atas permintaan tertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas atau Pembina.
(2)
Panggilan rapat pengurus dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengurus
(3)
Panggilan Rapat pengurus disampaikan kepada setiap anggota pengurus secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
(4)
Panggilan Rapat pengurus itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
(5)
Rapat pengurus diadakan di tempat kedudukan yayasan atau di tempat kegiatan yayasan.
(6)
Rapat pengurus dapat dilaksanakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan persetujuan Pembina.

Pasal 19

(1)
Rapat pengurus dipimpin oleh Ketua Umum
(2)
Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat pengurus akan dipimpin oleh seorang anggota pengurus yang dipilih oleh dan dari anggota yang hadir.
(3)
Rapat pengurus sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat apabila :

a.
Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah pengurus;

b.
Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan rapat pengurus kedua

c.
Rapat pengurus kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat pengurus pertama.

Pasal 20

(1)
Keputusan rapat pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, atau berdasarkan setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah pengurus.
(2)
Setiap rapat pengurus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat, dan 1 (satu) orang anggota pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris rapat.
(3)
Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat pengurus, dengan ketentuan semua anggota pengurus telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota pengurus memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.





BAB XVI
PENGAWAS
Pasal 21

(1)
Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan dan member nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.
(2)
Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota pengawas.
(3)
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) pengawas, maka 1 (satu) orang pengawas diantaranya dapat diangkat sebagai Ketua Pengawas.

Pasal 22

(1)
Yang dapat diangkat sebagai pengawas adala orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengawasan yayasan yang menyebabkan kerugian bagi yayasan
(2)
Pengawas diangkat oleh Pembina melalui rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
(3)
Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) har sebelum tanggal pengunduran dirinya.
(4)
Pengawas tidak dapat merangkap sebagai Pembina, pengurus atau pelaksana kegiatan

Pasal 23

(1)
Jabatan Pengawas berakhir apabila :

a.
Meninggal dunia;

b.
Mengundurkan diri;

c.
Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan purusan pengadilan yang diancam dengan hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun;

d.
Diberhentikan berdasarkan rapat Pembina;

e.
Masa jabatan berakhir

BAB XVII
TUGAS DAN WEWENANG PENGAWAS
Pasal 24

(1)
Pengawas dengan itikad baik wajib menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan yayasan
(2)
Ketua pengawas dan satu anggota pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama pengawas
(3)
Pengawas berwenang :

a.
Memeriksa dokumen

b.
Memeriksa pembukuan dan mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh pengurus

c.
Memberi peringatan kepada pengurus

BAB XVIII
RAPAT PENGAWAS
Pasal 25

(1)
Rapat pengawas dapat dilaksanakan setiap waktu apabila dipandang perlu atas permintaan tertulis dari satu orang atau lebih, pengawas atau Pembina.
(2)
Panggilan rapat pengawas dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengawas
(3)
Panggilan Rapat pengawas disampaikan kepada setiap anggota pengawas secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
(4)
Panggilan Rapat pengawas itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
(5)
Rapat pengawas diadakan di tempat kedudukan yayasan atau di tempat kegiatan yayasan.
(6)
Rapat pengawas dapat dilaksanakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan persetujuan Pembina.



Pasal 26

(1)
Rapat pengawas dipimpin oleh Ketua Umum
(2)
Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat pengawas akan dipimpin oleh seorang anggota pengawas yang dipilih oleh dan dari anggota yang hadir.
(3)
Rapat pengawas sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat apabila :

a.
Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah pengawas;

b.
Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan rapat pengawas kedua

c.
Rapat pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat pengawas pertama.

Pasal 27

(1)
Keputusan rapat pengawas harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, atau berdasarkan setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah pengawas.
(2)
Setiap rapat pengawas dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat, dan 1 (satu) orang anggota pengawas lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris rapat.
(3)
pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat pengawas, dengan ketentuan semua anggota pengawas telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

BAB XIX
RAPAT GABUNGAN
Pasal 28

(1)
Rapat gabungan adalah rapat yang diadakan oleh pengurus dan pengawas untuk mengangkat Pembina, apabila yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
(2)
Rapat gabungan diadakan paling ambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak yayasan tidak mempunyai Pembina.
(3)
Panggilan rapat gabungan dilakukan oleh pengurus, disampaikan kepada setiap pengurus dan pengawas secara langsung, atau melalui surat dengan memdapat surat terima paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhatikan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
(4)
Panggilan rapat gabungan harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
(5)
Rapat gabungan diadakan di tempat kedudukan yayasan atau di tempat kegiatan yayasan.
(6)
Rapat gabungan dipimpin oleh ketua pengurus
(7)
Dalam hal ketua pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka rapat gabungan dipimpin oleh ketua pengawas
(8)
Dalam hal ketua pengurus dan ketua pengawas tidak ada atau berhalangan hadir, maka rapat gabungan dipimpin oleh pengurus atau pengawas yang dipilih oleh dan dari pengurus dan pengawas yang hadir.

BAB XX
KORUM DAN PUTUSAN RAPAT GABUNGAN
Pasal 29

(1)
Rapat Gabungan adalah sah apabila diikuti oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota pengurus dan 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota pengawas.
(2)
Keputusan rapat gabungan ditetapkan berdasarkan musyawarah untuk mufakat
(3)
Setiap rapat gabungan dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditanda tangani oleh ketua rapat dan 1 (satu) orang anggota pengurus atau anggota pengawas.
(4)
Anggota pengurus dan anggota pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat gabungan, dengan ketentuan semua pengurus dan semua pengawas telah diberitahu secara tertulis dan semua pengurus dan semua pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
(5)
Keputusan yang diambil sebagaimana cara yang dimaksud pada ayat 4 (empat) mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat gabungan.

BAB XXI
TAHUN BUKU
Pasal 30

(1)
Tahun Buku yayasan dimulai dari tanggal 1(satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember
(2)
Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku yayasan ditutup.
(3)
Untuk pertama kalinya buku yayasan dimulai dari tanggal akta pendirian yayasan , dan ditutup pada tanggal 31-12-2014 (tiga puluh satu Desember dua ribu empat belas).

BAB XXI
LAPORAN TAHUNAN
Pasal 30

(1)
Pengurus wajib menyusun secara tertullis laporan tahunan paling lambat 5 (lima) bulan setelah berakhirnya tahun buku Yayasan.
(2)
Laporan tahunan memuat sekurang-kurangnya :

a.
Laporan keadaan kegiatan yayasan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai

b.
Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan.
(3)
Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh pengurus dan pengawas.
(4)
Dalam hal tredapat anggota pengurus dan pengawas tidak menandatangani laporan tersebut, maka yang bersanguktan harus memberikan alasan tertulis.
(5)
Laporan tahunan disahkan oleh Pembina dalam rapat tahunan.

BAB XXI
PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 31

(1)
Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan Rapat Pembina yang dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jummlah pembina
(2)
Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
(3)
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili
(4)
Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) tidak tercapai, maka diadakan panggilan rapat Pembina yang kedua paling cepat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal rapat Pembina yang pertama.
(5)
Rapat Pembina kedua tersebut sah, apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) dari seluruh Pembina.
(6)
Keputusan rapat Pembina kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara terbanyak dari jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.

Pasal 32

(1)
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaries dan dibuat dalam bahasa Indonesia
(2)
Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud dan tujuan yayasan
(3)
Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut nama dan kegiatan yayasan, harus mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
(4)
Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
(5)
Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat yayasan dinyatakan pailit, kecuali atas persetujuan curator.

BAB XXII
PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 33

(1)
Yayasan bubar karena :

a.
Alas an sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir;

b.
Tujuan yayasan ditetapkan dalam Anggaran Yayasan sudah tercapai atau tidak tecapai;

c.
Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan alasan :


1)
Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan


2)
Tidak mampu membayar hutangnya setelah dinyatakan pailit; atau


3)
Harta kekayaan yayasan tidak cukup untuk melunasi hutangnya setelah pernyataan pailit dicabut.
(2)
Dalam hal yayasan bubarsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b Pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan yayasan
(3)
Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, maka pengurus bertindak sebagai likuidator.

Pasal 34

(1)
Dalam hal yayasan bubar, yayasan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali membereskan kekayaan dalam proses likuidasi
(2)
Dalam hal yayasan dalam proses likuidasi, untuk semua surat keluar dicantumkan frasa “dalam likuidasi” dibelakang nama yayasan.
(3)
Dalam hal yayasan bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan juga menunjuk likuidator.

Dalam hal pembubaran yayasan karena pailit, berlaku perundang-undangan di bidang kepailitan.
(4)
Likuidator atau kurator yang ditunjuk untuk membereskan kekayaan yayasan yang bubar atau dibubarkan paling lambat 5 (lima) hari terhitung sejak tanggal penunjukan wajib mengumumkan pembubaran yayasan dan proses likuidasinya dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia, dan melaporkan hasilnya kepada Pembina.

BAB XXIII
PERATURAN PENUTUP
Pasal 35

(1)
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diputuskan dalam rapat Pembina.
(2)
Hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan tersendiri yang disahkan oleh Pembina

Ditetapkan di           : Nagrak
Pada Tanggal           : 5 Nopember 2014
Ketua Umum Yayasan Al-Qolam Nagrak



Asep Deni, S.Pd.I





مؤسسة القـلم نغـراك
YAYASAN AL-QOLAM NAGRAK
SK. Nomor : AHU-08568.50.10.2014
Akta Notaris : Heri Hendriyana, SH., MH   No. 186
Sekretariat : Kp. Nagrak Rt. 001 Rw. 008 Ds. Sindangraja Kec. Jamanis kab. Tasikmalaya

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
YAYASAN AL-QOLAM NAGRAK
Kp. Nagrak 001/008 Ds. Sindangraja Kec. Jamanis Kab. Tasikmalaya

BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Kedudukan dan Lambang

(1)

Yayasan ini bernama Yayasan “AL-QOLAM NAGRAK”  dan berkedudukan di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, dan beralamat di Kp. Nagrak RT. 001 RW. 008 Ds. Sindangraja Kec. Jamanis

Pasal 2
Lambang/logo yayasan





(1)
Pola dan unsur-unsurnya

a.
Warna dasar hijau menunjukan warna dasar kehidupan

b.
Buku Al-Qur’an  dengan posisi terbuka melambangkan sumber ilmu pengetahuan

c.
Pena dengan posisi tegak melambangkan pengkajian ilmu

d.
e.
Bulan sabit melambangkan perjuangan islam Islam
Bintang diatas melambangkan cita-cita luhur

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Keanggotaan Yayasan

Anggota YAYASAN “Al-Qolam Nagrak” adalah terdiri dari keluarga pendiri yayasan, dan mereka yang dengan i’tikad baik menyatakan siap bergabung pada yayasan, yang keanggotaannya meliputi :
(1)
Anggota pengurus  yaitu :

a.
Pembina/Penasiha yayasan

b.
Pengurus harian yayasan

c.
Pelaksana kegiatan yayasan
(2)
Anggota kehormatan yaitu :

a.
Orang atau perseorangan yang ada disekitar yayasan dan menyatakan siap dan mendukung terhadap kegiatan yayasan

b.
Orang atau perseorangan yang mnyatakan siap menjadi donator tetap yayasan



Pasal 4
Hak dan kewajiban anggota

(1)

Setiap anggota yayasan mempunyai hak yang sama dalam :

a.
Mengeluarkan pendapat, usul dan saran untuk kemajuan yayasan;

b.
Memilih dan dipilih menjadi badan pengurus atau pelaksana kegiatan yayasan;

c.
Mendapat pelayanan, perlindungan dan hak-hak lainnya dari yayasan
(2)

Setiap anggota yayasan mempunyai kewajiban yaitu :

a.
Taat patuh dan setia kepada yayasan

b.
Mendukung segala bentuk program yayasan, baik secara moral maupun secara material

c.
Menjaga serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang amanatkan oleh yayasan


Pasal 5
Disiplin Anggota

(1)
Setiap anggota yayasan wajib melaksanakan dan menjunjung tinggi segala program yang telah ditetapkan oleh yayasan
(2)
Setiap anggota yayasan tidak dibenarkan melakukan tindakan :

a.
Melakukan tindakan yang bertentangan dengan syari’at Islam

b.
Melakukan tindakan yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945

c.
Melakukan tindakan yang dapatmengganngu kelancaran kegiatan yayasan

d.
Melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik yayasan

BAB III
BADAN/ORGAN YAYASAN
Pasal 6

(1)
Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari :

a.
Pembina

b.
Pengurus harian

c.
Pengawas
(2)
Pembina terdiri dari 1 (satu) orang sebagai pendiri yayasan

Badan pengurus terdiri dari pengurus harian, bidang-bidang khusus yang dibentuk oleh pengurus
(3)
Pengurus harian terdiri dari ketua umum, sekretaris umum, sekretaris, bendahara umum, bendahara dan anggota dan bagian-bagian
(4)
Untuk pertama kalinya bidang-bidang yang dibentuk yaitu : bidang pendidikan dan pengajaran meliputi pendidikan pondok pesantren dan pendidikan formal (SMP-IT), bidang usaha dan sarana prasarana, dan bidang sosial kemasyarakatan.




BAB IV
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
Pasal 7

(1)
Kedudukan dan Fungsi Pembina

Pembina berwenang bertindak untuk dan atas nama Pembina yang kewenangannya meliputi :

a.
Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar

b.
Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan atau anggota pengawas

c.
Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan Anggaran Dasar

d.
Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan

e.
Pengesahan pelaporan tahunan
(2)
Kedudukan dan Fungsi pengurus

a.
Pengurus bertanggungjawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan yayasan

b.
Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan untuk disahkan pembina

d.
Pengurus berhak mewakili yayasan di dalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan dalam kejadian yang berkaitan dengan yayasan dengan persetujuan dari Pembina.

e
Dalam hal melaksanakan tugas yayasan, pengurus mempunyai kewenangan :


1.         Mengangkat dan memberhentikan pelaksana kegiatan yayasan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus.


2.         Yang dapat diangkat sebagai Pelaksana Kegiatan Yayasan adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dan siap menjalankan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yayasan.   


3.         Pelaksana kegiatan diangkat oleh pengurus berdasarkan Keputusan Rapat pengurus untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali.


4.         Pelaksana kegiatan bertanggungjawab kepada pengurus


5.         Pelaksana kegiatan menerima upah atau honorarium yang jumlahnya jumlahnya ditentukan berdasarkan keputusan Rapat.
(3)
Kedudukan dan Fungsi Pengawas

a.
Pengawas dengan itikad baik wajib menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan yayasan

b.
Ketua pengawas dan satu anggota pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama pengawas

c.
Pengawas berwenang :


1.    Memeriksa dokumen


2.    Memeriksa pembukuan dan mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh pengurus


3.    Memberi peringatan kepada pengurus

BAB VI
RAPAT  RAPAT
Pasal 8

(1)
Rapat Pembina

a.
Rapat Pembina diadakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun, paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan

b.
Rapat Pembina diadakan di tempat kedudukan yayasan, atau di tempat kegiatan yayasan, atau di tempat lain dalam wilayah hokum republic Indonesia

c.
Rapat Pembina dipimpin oleh ketua Pembina, dan jika ketua pembina tidak hadir atau berhalangan, maka rapat Pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari anggota yang hadir

d.
Keputusan rapat Pembina diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
(2)
Rapat Pengurus

a.
Rapat pengurus dapat dilaksanakan setiap waktu apabila dipandang perlu atas permintaan tertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas atau Pembina.

b.
Panggilan rapat pengurus dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengurus

c.
Panggilan Rapat pengurus itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.

d.
Rapat pengurus diadakan di tempat kedudukan yayasan atau di tempat kegiatan yayasan.

e.
Rapat pengurus dapat dilaksanakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan persetujuan Pembina.

f.
Rapat pengurus dipimpin oleh Ketua Umum

g.
Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat pengurus akan dipimpin oleh seorang anggota pengurus yang dipilih oleh dan dari anggota yang hadir.

h.
Rapat pengurus sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat apabila :

j.
Keputusan rapat pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, atau berdasarkan setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah pengurus.

k.
Setiap rapat pengurus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat, dan 1 (satu) orang anggota pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris rapat.

l.
Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat pengurus, dengan ketentuan semua anggota pengurus telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota pengurus memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
(3)
Rapat Pengawas

a.
Rapat pengawas dapat dilaksanakan setiap waktu apabila dipandang perlu atas permintaan tertulis dari satu orang atau lebih, pengawas atau Pembina.

b.
Panggilan rapat pengawas dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengawas

d.
Panggilan Rapat pengawas itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.

e.
Rapat pengawas diadakan di tempat kedudukan yayasan atau di tempat kegiatan yayasan.

f.
Rapat pengawas dapat dilaksanakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan persetujuan Pembina.

g.
Rapat pengawas dipimpin oleh Ketua Umum

h.
Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat pengawas akan dipimpin oleh seorang anggota pengawas yang dipilih oleh dan dari anggota yang hadir.

i.
Keputusan rapat pengawas harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, atau berdasarkan setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah pengawas.

BAB VII
ANGGARAN BIAYA
Pasal 9

(1)
Rencana Anggaran Belanja Yayasan disusun secara periodik melalui rapat atau musyawarah tahunan yayasan
(2)
Rancangan anggaran tersebut selanjutnya dibahas dalam rapat gabungan  untuk mendapatkan persetujuan

BAB VIII
PERATURAN PENUTUP
Pasal 10

(1)
Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yayasan ini akan diatur tersendiri
(2)
Anggaran rumah Tanga ini dapat diubah apabila dipandang perlu, melalui rapat badan pengurus yayasan yang disahkan oleh pembina
(3)
Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan


Ditetapkan di           :  Nagrak
Pada tanggal             :  Nopember 2015
Ketua Umum
Yayasan Al-Qolam Nagrak





ASEP DENI, S.PD.I