AKUTANSI
/ ACCOUNTING
Pengertian dan Penjelasan Dasar
Akuntansi - Definisi, Arti, Fungsi dan Kegunaan - Belajar Ilmu Akutansi /
Accounting
Thu, 04/05/2006 -
9:23pm — godam64
A.
Pengertian dan Definisi Akuntansi
Akuntansi
adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan
sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti
untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi
berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam
bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi
digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil
keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
B.
Fungsi Akuntansi
Fungsi
utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan
satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya
oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu
organisasi.
C.
Laporan Dasar Akuntansi
Pada
dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan
perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi
lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama
laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk
memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga
yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
Pihak Yang Menggunakan dan Membutuhkan
Informasi / Laporan Akuntansi - Belajar Ilmu Akutansi / Accounting
Wed, 14/06/2006 -
2:13pm — godam64
1.
Pihak Internal
Pihak
internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Manajemen adalah
pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk
mengambil keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti manajer yang melihat
posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung untuk
kanntor cabang baru atau tidak.
2.
Pihak Eksteral / External
a.
Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b.
Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
c.
Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
d.
Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e.
Pihak Lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.
Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun
dalam Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva, Kewajiban / Hutang / Pasiva dan Modal
- Akutansi
Fri, 16/06/2006 -
2:23pm — godam64
A.
Harta / Aset / Aktiva
Harta
adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh
perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities
yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan.
1.
Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.
2.
Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
3.
Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.
4.
Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
5.
Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.
B.
Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities
Hutang
adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada
umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu
tertentu.
1.
Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.
2.
Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
3.
Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
C.
Modal / Capital
Modal
adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang tak
terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak
terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau
hutang.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Tambahan
:
- Rumus Aktiva ---> Aktiva = Kewajiban + Modal
- Rumus Aktiva ---> Aktiva = Kewajiban + Modal
Proses Akuntansi Dasar - Klarifikasi,
Pencatatan, Merangkum, Interpretasi Dan Pelaporan - Pengetahuan Dasar Akutansi
Sat, 06/10/2007 -
1:28pm — godam64
Akutansi
memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan
laporan yang diinginkan dan dilakukan oleh akuntan.
1.
Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap
yang awal ini adalah di mana dilakukan suatu pembagian transaksi suatu
organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Contoh
seperti membagi transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran
kas, penerimaan kas dan lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian.
Sedangkan untuk transaksi yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi bisa
sama-sama dimasukkan ke dalam jenis kategori yang sama yaitu transaksi
rupa-rupa.
2.
Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah
melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan.
Masukkan transaksi yang ada ke dalam jurnal yang tepat sesuai urutan transaksi
terjadi atau kejadiannya. sumber-sumber yang dapat dijadikan bukti adanya
transaksi yaitu seperti kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk,
sertifikat, dan lain sebagainya.
Jurnal
yang umumnya ada pada jurnal akuntasi yaitu seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian,
jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum.
Setelah
transaksi dimasukkan ke dalam jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah
memasukkan jurnal ke dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam
buku besar tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
3.
Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah
kedua proses di atas dijalankan, maka proses yang terakhir adalah melakukan
pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau pekerjaan laporan keuangan sebelumnya.
Segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan
keuangan tersebut.
Dari
informasi laporan keuangan baik dalam bentuk laporan rugi laba, laporan modal
dan neraca seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada suatu perusahaan,
apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat
menjadi acuan atau pedoman bagi manajemen untuk mengambil keputusan kebijakan
pada organisasi perusahaan demi mencapai kondisi yang diinginkan.
Memahami Persamaan Akuntansi (Contoh
Kasus Sederhana Sehari-Hari)
Thu, 02/09/2010 -
2:11pm — kalmet
Dalam
belajar akuntansi sangat penting untuk mengetahui persamaan akuntansi,
persamaan akuntansi ini sangat berguna dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk
mempelajari persamaan akuntansi ini cobalah anda lihat Belajar Akuntansi Debet
dan Kredit pada Blog http://kalmet.blogspot.com
Dengan
menggunakan transaksi sehari-hari dan sederhana sebagaimana yang diuraikan
dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, maka kita dapat mempelajari bagaimana
caranya mencatat transaksi pada sisi debet dan sisi kredit. Berdasarkan yang
telah dipelajari dalam catatan Belajar Akuntansi Debet dan Kredit maka dapat
kita bentuk persamaan akuntansinya dengan cara sebagai berikut :
1.
Lihatlah posisi positif pada masing-masing unsur akuntansi sebagaimana yang
telah dibahas dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, yaitu:
-
Aset bertambah berada pada posisi debet
- Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
- Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
- Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
- Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet
- Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
- Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
- Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
- Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet
2.
Dengan melihat tanda positifnya maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya,
yaitu unsur akuntansi sisi debet sama dengan unsur akuntansi sisi kredit,
dengan persamaan sebagai berikut:
ASET
+ BIAYA = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN
3.
Dalam akuntansi; Aset, Kewajiban dan Modal merupakan komponen Neraca, sedangkan
Pendapatan dan Biaya merupakan kelompok Laba (Rugi), atas hal tersebut, maka
persamaan akuntansi dapat disederhanakan menjadi
-
Kelompok Neraca, dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Dalam
persamaan ini dapat disimpulkan bahwa aset yang kita miliki didapat dari
pinjaman dan atau dari modal
-
Kelompok Laba (Rugi) dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Dalam
persamaan ini dapat disimpulkan bahwa apabila Pendapatan lebih besar dari
Biaya, maka selisihnya diakui sebagai Laba, jika Pendapatan lebih kecil
dibandingkan dengan Biaya, maka selisihnya akan diakui sebagai Rugi
4.
Hubungan Neraca dengan Laba (Rugi)
Laporan
laba (rugi) merupakan transaksi yang dilakukan untuk satu periode tertentu dan
hasil dari laba (rugi) akan mempengaruhi modal yang dimiliki.
Hal
ini berarti jika kita mengalami laba maka modal yang kita miliki akan bertambah
sebesar laba yang diperoleh, sedangkan jika mengalami kerugian maka secara
otomatis modal yang kita miliki akan berkurang sebesar kerugian. Dengan
demikian persamaan akuntansi untuk modal adalah sebagai berikut
MODAL
= MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Kesimpulan:
Persamaan
akuntansi Laba (Rugi) adalah sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Persamaan
akuntansi untuk Modal adalah sebagai berikut:
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Persamaan
akuntansi untuk Neraca adalah sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Belajar Akuntansi Debet dan Kredit
(Memahami Konsep Dengan Ilustrasi)
Thu, 02/09/2010 -
2:49pm — kalmet
Seringkali
kita belajar akuntansi dimulai dari Debet dan Kredit tanpa tahu transaksi apa
yang akan di debet dan di kredit, Untuk memahami konsep debet dan kredit
sebaiknya dimulai dari ilustrasi transaksi sehari-hari pada diri sendiri.
Untuk
memahami konsep debet dan kredit, yang harus kita lakukan adalah :
1.
Pertama-tama kita harus mengetahui bahwa transaksi dari akuntansi hanya
melibatkan 5 (lima) unsur transaksi, yaitu Aset (harta), Kewajiban (utang),
Ekuitas/Modal (capital), Pendapatan dan Biaya/Beban.
Dalam
memahami pengertian atau definisi atas kelima unsur transaksi tersebut, cobalah
dengan menggunakan pengertian sendiri jika definisi atau pendapat yang
dikemukakan dari para ahli dalam teori akuntansi cukup membingungkan. Untuk
definisi kelima unsur tersebut, saya coba mendefiniskan secara sederhana
definisi dari kelima unsur akuntansi sebagai berikut:
Aset
adalah semua kekayaan yang kita miliki, baik yang ada pada diri sendiri maupun
tagihan pada pihak lain, aset yang kita miliki dapat berasal dari usaha sendiri
ataupun pinjaman dari pihak lain tidak termasuk aset dari sewa
Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk membayar kepada pihak lain sebagai akibat pinjaman yang kita terima
Modal adalah penyertaan atau pemberian dari diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha atau dalam rangka menambah usaha.
Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan jasa atau barang
Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan usaha yang kita lakukan
Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk membayar kepada pihak lain sebagai akibat pinjaman yang kita terima
Modal adalah penyertaan atau pemberian dari diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha atau dalam rangka menambah usaha.
Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan jasa atau barang
Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan usaha yang kita lakukan
2.
Tanamkan dalam diri kita bahwa dalam akuntansi, setiap transaksi debet harus
diikuti oleh transaksi kredit sebagai lawannya
3.
Dengan transaksi yang sederhana buatlah konsep debet dan kredit yang terkait
dengan 5 (lima) unsur akuntansi, dengan cara sebagai berikut:
a.
Contoh 1: Misalnya terdapat penerimaan uang gaji bulan Januari 2010 sebesar Rp
5.000.000,-
Atas
transaksi tersebut, cobalah kita pikirkan apa yang kita terima? dan kenapa kita
terima?
Yang
kita terima adalah uang (kas) sebesar Rp 5.000.000,-
Kemudian
tentukanlah uang termasuk bagian dari apa diantara kelima unsur akuntansi
diatas
Dengan
menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan
bahwa uang adalah bagian dari Aset atau Harta.
Setelah
itu kita harus mengetahui kenapa kita menerima uang?
Jawabannya
adalah: Kita menerima uang, karena kita telah memberikan jasa sehingga kita
memperoleh penghasilan, Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi
diatas, kita dapat simpulkan bahwa penghasilan dalam transaksi tersebut masuk
kedalam unsur pendapatan.
Dalam
contoh transaksi diatas, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami
penambahan berupa uang, disisi lain "Pendapatan" juga bertambah
karena ada jasa yang kita berikan.
Setelah
kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan
Kredit atas transaksi diatas.
Dalam
transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset
dan Pendapatan, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet
dan mana yang kredit?
Dalam
catatan ini saya akan menentukan untuk debet adalah ASET, dengan demikian yang
dicatat sebagai kredit adalah PENDAPATAN
Atas
transaksi tersebut kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan
kesimpulan diatas; mulai sekarang apabila ingin mempelajari konsep debet dan
kredit dalam akuntansi, cobalah tanamkan dalam diri kita bahwa apabila Aset
Bertambah maka akan dicatat disebelah debet dan apabila berkurang akan dicatat
disebelah kredit. Untuk pendapatan; apabila Pendapatan Bertambah akan dicatat
disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
b.
Contoh 2: Misalnya kita ingin membeli kendaraan senilai Rp 100.000.000,-,
secara kredit.
Dari
transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita terima? dan dengan cara
apa kita terima?
Yang
kita terima adalah kendaraan, dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas
dapat kita simpulkan bahwa kendaraan merupakan bagian dari Aset
Untuk
memiliki kendaraan tersebut kita membeli secara kredit, ini artinya bahwa kita
mempunyai utang yang harus dibayar. Utang dalam kelima unsur akuntansi diatas
masuk dalam kelompok Kewajiban
Dalam
contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami
penambahan berupa kendaraan, disisi lain "Kewajiban" juga bertambah
karena ada utang yang harus dibayar sebagai akibat kredit kendaraan.
Setelah
kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan
Kredit atas transaksi diatas.
Dalam
transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset
dan Kewajiban, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet
dan mana yang kredit?
Seperti
sudah ditentukan pada contoh 1 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan
dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa
KEWAJIBAN apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas
transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan
kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Kewajiban
Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat
disebelah Debet.
c.
Contoh 3; misalnya, kita akan membuka usaha dalam bidang rental komputer, modal
yang kita punya hanya berupa satu unit komputer seharga Rp 10.000.000,-
Dari
transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita punya untuk membuka usaha
rental komputer?
Disini
dapat kita jelaskan bahwa yang kita punya untuk menjalankan usaha rental
komputer adalah sebuah komputer dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas
dapat kita simpulkan bahwa komputer merupakan bagian dari Aset
Seperti
sudah dinyatakan diatas bahwa komputer yang dipakai untuk usaha tersebut adalah
milik seseorang yang membuka usaha, dengan kata lain komputer tersebut berupa
modal
Dalam
contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami
penambahan berupa komputer, disisi lain "Modal" juga bertambah karena
ada tambahan modal dari pemilik berupa komputer.
Setelah
kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan
Kredit atas transaksi diatas.
Dalam
transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset
dan Modal, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan
mana yang kredit?
Seperti
sudah ditentukan pada contoh 1 dan contoh 2 diatas, bahwa ASET apabila bertambah
akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa
MODAL apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas
transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan
kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Modal
Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat
disebelah Debet.
d.
Contoh 4; misalnya, untuk berangkat kerja kita membutuhkan ongkos untuk
angkutan umum, katakanlah sebesar Rp 5.000,- perhari
Dari
transaksi ini kita dapat simpulkan bahwa untuk berangkat kerja kita harus
mengeluarkan uang untuk ongkos angkutan umum sebesar Rp 5.000,- hal ini berarti
apabila kita menggunakan jasa angkutan umum maka ada tambahan beban/biaya yang
harus dikeluarkan
Sehubungan
ada beban/biaya yang harus kita keluarkan untuk jasa angkutan umum, maka
terdapat kas/uang yang harus dikeluarkan sebesar Rp 5.000,-
Dari
transaksi ini dapat kita nyatakan bahwa Beban/Biaya akan bertambah sebesar Rp
5.000,- sebagai akibat penggunaan jasa angkutan umum, disisi lain kas/uang akan
berkurang sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk pembayaran jasa angkutan umum
Beban/Biaya
jasa angkutan umum masuk kedalam kelompok Beban/Biaya, sedangkan kas/uang masuk
kedalam kelompok Aset
Setelah
kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan
Kredit atas transaksi diatas.
Dalam
transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset
dan Beban/Biaya, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang
debet dan mana yang kredit?
Seperti
sudah diketahui pada contoh 1, contoh 2 dan contoh 3 diatas, bahwa apabila ASET
berkurang akan dicatat di sebelah KREDIT, dengan demikian kita harus
menyepakati bahwa BEBAN/BIAYA apabila bertambah harus di catat disebelah DEBET
Atas
transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
Dengan
kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Beban/Biaya
Bertambah akan dicatat disebelah DEBET dan apabila berkurang akan dicatat
disebelah KREDIT.
Dari
ke empat contoh transaksi akuntansi diatas dapat diambil kesimpulan secara umum
sebagai berikut:
-
ASET apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dan apabila berkurang akan
dicatat disebelah kredit
- PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- MODAL apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dasn apabila berkurang akan dicatat disebelah Kredit
- PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- MODAL apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dasn apabila berkurang akan dicatat disebelah Kredit