Pengertian Uang, Sejarah Uang, dan Fungsi Uang

10.07
Pengertian uang | Sejarah Uang | Fungsi Uang| Sebagaimana kata uang yang diucapkan dalam kehidupan sehari hari, pengertian uang dapat bermacam macam arti, tetapi bagi ekonom, uang memiliki arti yang khusus. Untuk menghindari kebingungan, anda harus memiliki kejelasan bagaimana kata uang yang digunakan oleh para ekonom berbeda dari kegunaan biasanya.
Ekonom mendefinisikan uang yang dijuga seringkali disebut uang beredar sebagai sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran barang ataupun jasa pembayaran atas utang. Mata uang terdiri dari uang kertas dan koin, sangat cocok dengan definisi ini dan merupakan salah satu bentuk uang. Ketika sebagian besar orang berbicara tentang uang, mereka sedang membicarakan tentang mata uang (currency)-uang kertas dan koin. Misalnya, jika seseorang datang kepada anda dan mengatakan, "Uangmu atau hidupmu". Anda pasti akan segera menyerahkan semua uang anda daripada bertanya lebih dulu, "Apa yang anda maksud dengan uang?".
Mendefinisikan uang semata mata sebagai mata uang terlalu sederhana bagi para ekonom. Oleh karena cek juga dapat diterima sebagai pembayaran atas pembelian, rekening giro juga dapat dianggap sebagai uang. Bahkan definisi uang dalam arti luas juga diperlukan karena bentuk lainnya seperti tabungan dapat berfungsi sebagai uang kalau dapat diubah dengan cepat dan mudah menjadi mata uang atau rekening giro. Dengan demikian, tidak ada definisi tunggal, definisi yang benar benar tepat dari uang atau uang beredar, bahkan bagi ekonom sekalipun.
Untuk memperdalam permasalahan lebih lanjut, kata uang sering disamakan dengan kekayaan. Ketika seseorang berkata, "Bolas kaya- dia memiliki banyak uang" bisa jadi yang dimaksud adalah Bolas tidak hanya memiliki banyak mata uang dan saldo yang besar di rekening gironya, tetapi juga memiliki saham, obligasi, empat mobil, tiga rumah dan kapal pesiar. Dengan demikian, "mata uang" dianggap terlalu sempit untuk mendefinisikan uang, penggunaan lain yang lebih terkenal terlalu luas. Para ekonom membuat perbedaan antara uang dalam bentuk mata uang, rekening koran (tabungan) dan bentuk lainnya yang digunakan untuk transaksi dan kekayaan (wealth), sekumpulan dari bentuk bentuk properti yang dapat digunakan untuk menyimpan nilai. Kekayaan tidak hanya meliputi uang tetapi juga aset lainnya, seperti obligasi, saham, karya seni, tanah, perabotan, mobil dan rumah.


Masyarakat juga menggunakan kata uang untuk menyatakan apa yang disebut oleh para ekonom sebagai pendapatan, sebagaimana pernyataan berikut, "Sheila pastinya sangat pintar memikat; dia memiliki perkerjaan yang baik dan mendapatkan banyak uang" Pendapatan (income) adalah arus penerimaan pada waktu tertentu. Kalau seseorang berkata bahwa dia memiliki pendapatan $1.000, anda tidak dapat mengatakan bahwa uang tersebut banyak atau tidak karena anda belum tahu bahwa itu penghasilan pertahun atau perhari atau perbulan. 


Pengertian Uang Menurut Para Ahli

R.J. Thomas mengatakan bahwa "Money is something that is readly and generally accepted by public in payment for goods, services and other valuable assets and for the payment for debts" artinya uang adalah suatu benda yang dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk pembayaran pembelian barang, jasa dan barang berharga lainnya, dan untuk pembayaran utang.
Sir Dennis Holme Robertson mengatakan bahwa "Money is something accepted in payment for goods" artinya uang adalah sesuatu yang dapat diterima dalam pembayran untuk mendapatkan barang.
A.C Piguo dalam bukunya “The Veil Of Money” yang dimaksud uang adalah alat tukar.

Uang dan Fungsi uang


Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini disebut Uang Barang.
Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.


Sejarah Uang

Sebelum uang ditemukan dan digunakan sebagai alat tukar, perdagangan dilakukan melalui sistem tukar menukar atau barter. Untuk melakukan barter, dalam sejarahnya haruslah memenuhi syarat double coincidence of wants atau kebutuhan yang timbul bersama sama. Syarat ini tentu saja mengimplikasikan bahwa kebutuhan haruslah dalam jumlah yang terbatas dan sedikit saja.
(Sejarah Uang) Dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia, syarat ini semakin sulit dipenuhi sehingga mendorong orang untuk menemukan suatu komoditas yang dapat digunakan masyarakat banyak sebagai alat barter. Penggunaan alat tukar pengganti barang yang selanjutnya disebut uang membuat seseorang dapat menjual barang yang dimilikinya tanpa adanya syarat double want coincidence. Dengan uang yang diperolehnya, ia dapat menukarkannya dengan barang yang dibutuhkannya tapi tidak dia miliki.
Dalam sejarah uang, dijelaskan bahwa uang pernah dalam bentuk emas dan perak.Keterbatasan kedua logam tersebut menjadi kelebihannya sehingga harganya tetap stabil dan tinggi, disukai banyak orang dalam masyarakat serta diterima secara umum serta tidak mudah rusak dan dapat dipecah menjadi satuan yang lebih kecil.
(Sejarah uang) Pada awal penggunaan emas dan perak sebagai alat tukar (uang), digunakan dalam bentuk cair. Hal ini cukup merepotkan karena membutuhkan timbangan. Kemudian, kesulitan tersebut diatasi dengan diperkenalkannya sistem uang koin atau uang logam. Dalam uang logam tersebut dicantumkan nilai koin tersebut yang disebut nilai nominal. 

Fungsi fungsi uang
Apakah uang tersebut berupa kerang, batu, emas, ataupun kertas; uang memiliki tiga fungsi utama dalam perekonomian yaitu sebagai alat tukar, sebagai alat hitung dan sebagai alat penyimpanan nilai. Dari ketiga fungsi tersebut, fungsi sebagai alat tukarlah yang membedakan uang dari aset lainnya seperti saham, obligasi dan rumah.

a. Fungsi uang sebagai alat tukar
Hampir seluruh transaksi dalam perekonomian masyarakat, uang dalam bentuk mata uang ataupun cek adalah digunakan sebagai alat tukar atau medium of exchange. Uang digunakan untuk membayar barang dan jasa. Penggunaan uang sebagai alat tukar dapat mendorong efisiensi dalam perekonomian karena dapat mengurangi waktu yang diperlukan dalam transaksi barnag dan jasa. Untuk mengetahui alasan kenapa uang berfungsi sebagai alat tukar, mari kita baca sejarah ekonomi diatas mengenai sistem barter dimana orang harus menukarkan barang ataupun jasa secara langsung untuk memperoleh jasa ataupun barang. 
Contohnya, bila anda seseorang sarjana hukum dan membutuhkan beras dari petani. Artinya tanpa adanya uang yang berfungsi sebagai alat tukar maka anda perlu mencari petani yang perlu dan butuh belajar ilmu hukum atau butuh bantuan anda dalam hukum pertanahan contohnya sehingga anda dapat memperoleh bayaran berupa beras. Masalah yang lebih besar lagi bila anda tidak mendapatkan petani, dan pada akhirnya harus menjadi petani untuk menyediakan kebutuhan beras anda sendiri. Disinilah letak fungsi uang yang penting sebagai alat tukar. Dengan adanya uang, anda dapat membayar petani dari hasil anda sebagai sarjana hukum baik sebagai hakim ataupun dosen ataupun pengacara dalam menangani klien. 
Berdasarkan contoh fungsi uang sebagai alat barter diatas, jelaslah bahwa uang mendorong perekonomian dan kesejahteraan hidup seseorang dan masyarakat dengan mendorong masyarakat dan individu untuk lebih terspesialisasi sehingga tercipta pembagian kerja dalam masyarakat dan negara.
b. Fungsi uang sebagai alat hitung
Fungsi kedua dari uang sebagai alat hitung atau unit of account sehingga uang dapat digunakan untuk menghitung nilai dalam perekonomian. Dengan adanya uang anda dapat menghitung nilai dari barang dan jasa dalam bentuk satuan uang yang mirip mirip dengan menghitung berat benda dalam satuan gram, dan jarak atau panjang suatu benda dalam satuan meter.
Untuk mengetahui pentingnya fungsi uang sebagai alat hitung, mari kita lihat contoh dimana sistem barter dalam sejarah uang berlaku di zaman sekarang. 
Apabila dalam masyarakat hanya terdapat tiga jenis barang atau jasa yaitu beras, pijat dan angkutan. Karena situasi dimana sistem barter berlaku (uang belum ada sehingga tidak ada fungsi alat tukar) maka kita perlu mengetahui harga beras dengan mengetahui seberapa banyak pijat yang anda lakukan untuk dapat memperoleh beras 1 liter, atau seberapa sering anda mengangkut dia atau seberapa jauh anda mengangkut pemilik beras untuk dapat 1 liter. Sebaliknya pun berlaku, berapa banyak beras yang harus anda berikan untuk mendapatkan pijat atau angkutan ke tempat tertentu. Mungkin 1 kali pijat berarti 1/4 liter beras atau 1 km perjalanan angkutan menggunakan 1/4 liter beras. Itu untuk 3 jenis barang dalam masyarakat, bagaimana bila dihadapkan dengan 100 jenis barang atau 1000 jenis barang atau jasa. Kita perlu mengetahui kombinasi dan kejelasan harga tiap barang atau jasa yang dihadapkan dengan barang atau jasa yang lain. Pusingkan.
Dengan adany uang yang berfungsi sebagai alat hitung, kita dapat melabeli tiap barang ataupun jasa sehingga mempermudah transaksi keuangan yang anda lakukan dalam masyarakat perekonomian. Contoh dengan adanya uang anda dapat menentukan harga cukur rambut yaitu Rp.10.000 saja. Bukan pusing lagi menentukan kalau beras harus 1/4 liter, atau kalau ditukar dengan singkong harus 1 karung, atau kalau ditukar dengan cabe harus 10 biji. Ribetkan jadinya kalo gitu. 
c. Fungsi Uang sebagai alat penyimpan nilai
Fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai atau store of value sehingga uang dapat mewakili daya beli sepanjang waktu. Walaupun fungsi uang ini bukanlah yang paling menarik menyimpan nilai dalam bentuk uang karena lebih menarik menyimpannya nilai dalam bentuk saham, aset aset yang seperti emas sehingga nilainya dapat bertambah, akan tetapi fungsi uang sebagai penyimpan nilai setidaknya dapat menjadi sarana yang cepat ketika anda membutuhkan sesuatu dalam perekonomian anda. Contohnya saja, apabila anda menaruh nilai atau aset anda dalam bentuk emas, kemudian anda membutuhkan nilai tersebut dalam bentuk uang karena anda butuh membeli handpone senilai 5 juta. Yah walaupun anda memiliki emas senilai 20 juta, anda tidak mungkin memotong emas tersebut kemudian menjualnya kepada penjual HP untuk ditukar, atau bahkan menyerakan seluruhnya untuk membeli hp yang cuman 5 juta saja. Anda akan memilih cara mencari pembeli emas untuk mendapatkan 20 juta rupiah kemudian membeli hp. Itu akan membutuhkan waktu lagi dan biaya tambahan. Sedangkan bila anda menaruh aset anda dalam bentuk uang contohnya menyimpannya dalam bentuk uang maka anda akan terbantu. Walaupun uang bukanlah bentuk penyimpanan nilai yang aman dan menguntungkan, akan tetapi uang adalah aset yang paling likuid atau memiliki likuiditas yang paling tinggi. Walaupun bila dalam jumlah besar untuk rupiah, anda sebaiknya menukarnya menjadi aset lain seperti usaha atau tanah dan bahkan dollar sekalian sehingga nilai uang anda yang bentuk rupiah tidak akan berubah karena faktor kenaikan harga barang dan jasa serta perubahan nilai mata uang setiap waktunya.
d. Fungsi uang sebagai standar ukuran pembayaran yang ditunda (Standard of defered Payment)
Dalam fungsi uang ini, dianggap sebagai utang. Uang dapat dijadikan sebagai alat yang jelas untuk membantu seseorang , bila teman anda mengalami kesulitan, akan lebih jelas dan lebih terang bila anda meminjamkannya uang sebanyak 20 Juta daripada meminjamkannya emas senilai 20 juta selama 10 tahun. Selain terjadi peningkatan nilai emas dan juga kerumitan dalam pengembaliannya, apakah emas dikembalikan sebanyak 400 gram emas. 
e. Fungsi uang sebagai alat pengalih nilai ataupun kekayaan
Fungsi uang ini sederhana dan dapat juga dilakukan dalam sistem barter walaupun sangat lebih mudah dan efisien bila menggunakan uang. Contohnya saja, bila anda ingin berpindah tempat tinggal, anda sudah malas tinggal di kota A ingin pindah ke kota B yang jaraknya sekitar 300 km. Tidak mungkin anda memindahkan tanah dan rumah anda ke sana. Akan lebih realistis bila anda menjual rumah dan tanah anda ke orang lain, lalu kemudian membangun rumah di kota B. Dengan ini, anda dapat membayangkan aset anda di kota A berpindah ke kota B tanpa membawa barangnya secara fisik.