RELEVANSI CINTA SEBAGAI MODAL BISNIS RASULULLAH|BAB I PENDAHULUAN



RELEVANSI CINTA SEBAGAI MODAL BISNIS RASULULLAH
Oleh :
Adi Mochamad Priyanto ( Siswa Kelas XII IPS SMA Plus Muallimin Persis )

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Siklus kehidupan Manusia tidak akan lepas dari kebutuhan untuk menunjang kehidupannya, baik kebutuhan primer, sekunder bahkan tersier sekalipun. Salah satu kegiatan yang fenomenal dan presentatif agar terpenuhinya hal itu adalah berbisnis.
Wikipedia bahasa Indonesia (2011) mendefinisikan, bisnis dalam ilmu ekonomi adalah suatu organisasi yang menjual barang dan jasa kepada konsumen, atau bisnis lainnya untuk mendapatkan keuntungan. Secara historis,kita tahu bahwa dunia pernah memiliki seorang businessman yang luar biasa hebatnya, yaitu Rosulullah Saw. Alokasi beliau dalam berbisnis pun lebih lama dibandingkan dengan berdakwah, yaitu 25 tahun. Ini menjadi sebuah indikasi bahwa kegiatan berbisnis sudah dibudayakan sejak zaman dulu dan menjadi kegiatan yang presentatif dalam mencari keuntungan. Dan dalam waktu 25 tahun itu Rosulullah berhasil membangun kerajaan bisnisnya.
Semua itu bisa dilalui beliau dengan gemilang, lantaran energi cinta yang menjadi modal dasar dan utama beliau, selalu beliau pelihara hingga Allah memanggilnya; cinta pada diri sendiri, cinta pada pekerjaan, cinta pada konsumen, cinta pada bawahan, cinta pada pimpinan, cinta pada pesaing, hingga cinta pada Allah Swt.
Cinta merupakan segala sesuatu yang dilakukan, pengorbanan yang dibuat, pemberian diri, seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya ke dunia. Maka apa jadinya bila bisnis tanpa warna cinta didalamnya, semua itu hanya akan menjadi nihil tanpa makna. Dunia bisnis akan penuh dengan kecurangan, kejahatan dan kebohongan serta persaingan yang tidak sehat dan menghalalkan segara cara dengan alasan demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan alasan tersebut banyak orang melakukan kegiatan berbisnis dengan segala macam cara tanpa memperhatikan halal dan haramnya. Padahal ketika sesuatu yang kita kerjakan telah melanggar ketentuan Allah, maka tidak ada berkah didalamnya. Dan yang akan didapatkan dari gaya bisnis seperti itu, hanyalah orang-orang berharta yang miskin hatinya. Maka tak heran jika belakangan ini, banyak kasus-kasus kejahatan dalam dunia bisnis, baik dalam skup Lokal maupun Global, baik dalam segi transaksi atau pun barang yang diperdagangkan yang tentunya merugikan banyak pihak, terutama konsumen. Misalnya, bahaya susu formula akibat bakteri, penipuan dan kasus lainnya yang lumayan miris unntuk didengar. Hal ini terjadi dikarnakan tidak dikaitkan prinsip cinta dan kasih saying dalam bisnisnya, sehingga tidak memperhatikan kepentingan orang lain, baik relasi maupun konsumen karena terlalu sibuk memikirkan keuntungan.
Rosulullah Saw. memrintahkan kepada ummatnya agal selalu memulai sesuatu dangan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Jika penulis analisa, perintah diatas mengandung ajaran cinta dan kasih saying yang luar biasa, sebagaimana yang termaktub dalam sifat Allah Swt.
Namun paradigm berfikir para pembisnis sekarang selalu mengklaim bahwa modal bisnis yang paling utama adalah uang. Padahal uang bukanlah sesuatu yang menjadi proritas utama dalam menjalankan bisnis. Bos Primagama, Prudie E.Chandra (2010 : 108) mempopulerkan jurus jitu dalam berbisnis, jika seseorang tidak memiliki modal untuk memulai bisnisnya. Jurus tersebut dikenal dengan BODOL (Berani, Optimis, Duit, Orang Lain). Konsep ini ternyata uang tidak selalu memjadi prioritas utama dalam memulai bisnis, dan apabila dikorelasikan dengan cinta dan kasih saying maka akan tercipta suatu konsepsi bisnis yang luar biasa.
Relevansi cinta sebagai modal bisnis ternyata sangat berpengaruh terhadap proses sirkulasi guna tercapainya kesuksesan dalam berbisnis. Sehingga tidak terjadi berbagai kejahatan ataupun kecurangan dan kebohongan dalam dunia bisnis. Karena dengan cinta dan kasih saying yang diaplikasikan dalam bisnis tersebut akan memberikan pengaruh positif serta harmonisasi antar pihak-pihak yang terkait didalamnya, serta akan tercipta kegiatan bisnis yang didasari kejujuran.
Melihat fenomena diatas, penulis terisnpirasi untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang masalah itu, yang dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, dengan memberi judul “ RELEVANSI CINTA SEBAGAI MODAL BISNIS RASULULLAH ”. Penulis berharap apa yang dibahas didalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, bisa memberikan manfaat terutama untuk kalangan Bisnisman, serta bisa mencintai bisnis sebagaimanna Rosulullah mencintainya.
  1. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini guna untuk membatasi pembahasan yang akan penulis bahas, adalah sebagai berikut :
1.      Apa Hakikat Cinta ?
2.      Apa Hakikat Bisnis ?
3.      Bagaimana relevansi Cinta sebagai modal bisnis Rasulullah ?
  1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan Penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, diantaranya sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui hakikat Cinta.
b.      Untuk mengetahui hakikat Bisnis.
c.       Untuk mengetahui relevansi cinta sebagai modal bisnis Rasulullah.
2.      Kegunaan Penelitian
Serta yang menjadi kegunaan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, diantaranya sebagai berikut :
a.       Untuk menambah wawasan penulis tentang metodologi bisnis  Rosulullah yang bermodalkan Cinta.
b.      Untuk mencoba memberikan informasi kepada para pembisnis tentang apa yang penulis bahas.
  1. Metode Penelitian dan Penulisan
1.      Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penyusuna karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adala metode penelitian kepustakaan (Library Rsearch), yaitu melakukan penelusuran terhadap buku – buku, dokumen – dokumen, serta referensi lainya yang relevan dengan masalah yang penulis bahas dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, yang terdiri dari dua sumer :
a.       Sumber Primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan masalah yang dibahas.
b.      Sumber Sekunder, yaitu buku – buku atau dokumen – dokumen lain, yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas.
2.      Metode Penulisan
Adapun metode penulisan penulis gunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah metode penulisan Deskriftif, yaitu penulis mencoba mendiskripsikan masalah yang dibahas dari hasil penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.