BAB IPENDAHULUAN
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Latar Belakang
Dari beberapa faktor – faktor yang membentuk kepribadian dan kejiwaan seseorang, salah atunya adalah faktor keluarga.
Banyak terdapat kelainan – kelainan, akibat dari kurangnya perhatian Orangtua terhadap anaknya, yang menyebabkan sesuatu hal terjadi di dalam diri anak salah satunya adalah kelainan jiwa atau gangguan kejiwaan. Bila diklasifikasikan tentang penyakit kejiwaan ini, tentu akan terlalu panjang pembahasannya. Oleh karena itu Penulis hanya akan membahas salah satu penyakit jiwa yang melanda diri seseorang yang sering kita dengar. Penyakit tersebut adalah Kleptomania.
Menurut Wikipedia Kleptommania adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Namun menariknya benda – benda yang dicuri oleh si pelaku bukanlah benda – benda berharga, melainkan benda – benda yang sifatnya biasa saja. Misalnya sisir, gula, permen dan lain sebaginya.
Fenomena ini menarik perhatian penulis untuk mengungkap misteri dibalik penyakit Kleptomnaia ini. Sehingga penulis menyusun makalah ini dengan judul “ KLEPTOMANIA DAN SOLUSINYA “. Penulis mengambil judul ini dikarenakan sikap acuh dari berbagai kalangan tentang Kleptomania yang apabila tidak ditangani akan berdampak buruk untuk masa depan si penderita.
Semoga drngan disusunnya Makalah ini dapat mengetuk hati publik agar kritis terhadap gejala – gejala kleptomania dan berusaha untuk mengobatinya.
Dari beberapa faktor – faktor yang membentuk kepribadian dan kejiwaan seseorang, salah atunya adalah faktor keluarga.
Banyak terdapat kelainan – kelainan, akibat dari kurangnya perhatian Orangtua terhadap anaknya, yang menyebabkan sesuatu hal terjadi di dalam diri anak salah satunya adalah kelainan jiwa atau gangguan kejiwaan. Bila diklasifikasikan tentang penyakit kejiwaan ini, tentu akan terlalu panjang pembahasannya. Oleh karena itu Penulis hanya akan membahas salah satu penyakit jiwa yang melanda diri seseorang yang sering kita dengar. Penyakit tersebut adalah Kleptomania.
Menurut Wikipedia Kleptommania adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Namun menariknya benda – benda yang dicuri oleh si pelaku bukanlah benda – benda berharga, melainkan benda – benda yang sifatnya biasa saja. Misalnya sisir, gula, permen dan lain sebaginya.
Fenomena ini menarik perhatian penulis untuk mengungkap misteri dibalik penyakit Kleptomnaia ini. Sehingga penulis menyusun makalah ini dengan judul “ KLEPTOMANIA DAN SOLUSINYA “. Penulis mengambil judul ini dikarenakan sikap acuh dari berbagai kalangan tentang Kleptomania yang apabila tidak ditangani akan berdampak buruk untuk masa depan si penderita.
Semoga drngan disusunnya Makalah ini dapat mengetuk hati publik agar kritis terhadap gejala – gejala kleptomania dan berusaha untuk mengobatinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini,
diantaranya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Kleptomania ?
2. Faktor apa sajakah yang menyebabkan penyakit Kleptomania ?
3. Bagaimna gejala Kleptomania ?
4. Bagaimana vara mengatasi Kleptomania ?
5. Bagaimana Solusi Pencegahan Kleptomania ?
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini,
diantaranya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Kleptomania ?
2. Faktor apa sajakah yang menyebabkan penyakit Kleptomania ?
3. Bagaimna gejala Kleptomania ?
4. Bagaimana vara mengatasi Kleptomania ?
5. Bagaimana Solusi Pencegahan Kleptomania ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan Makalah ini , diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambahh wawasan penulis terutama dalam masalah Psikologos.
3. Untuk memcari solusi pengobatan dan pencegahan penyakit Kleptomania.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan Makalah ini , diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambahh wawasan penulis terutama dalam masalah Psikologos.
3. Untuk memcari solusi pengobatan dan pencegahan penyakit Kleptomania.
D. Metode Penelitian
Adapun Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan Makalah ini adalah Metode Kepustakaan. Pennulis mencari buku – buku dan situs – situs internet yang ada kaitannya dengan judul yang penulias susun dalam Makalah ini.
Adapun Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan Makalah ini adalah Metode Kepustakaan. Pennulis mencari buku – buku dan situs – situs internet yang ada kaitannya dengan judul yang penulias susun dalam Makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kleptomania
Dalam bahasa Yunani, Kleptomania berasal dari kata kleptein yang artinya mencuri. Sedangkan kleptomania menurut istilah adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya. (Wikipedia)
Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Dan banyak para ahli mengatakan bahwa mayoritas penderuta Kleptomania adalah remaja putri. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup.
Beberapa pengertian lain dari kleptomania yaitu kecenderungan yang tidak bisa di tahan untuk mencuri bukan karena kemiskinan atau ketidakmampuan membeli tetapi karena kelemahan jiwa. Ada juga yang menyebutkan bahwa kleptomania adalah ketidakmampuan orang untuk menahan dorongannya mengambil sesuatu. Biasanya barang yang diambil belum tentu yang sesuai dengan kebutuhan karena kadang timbulnya secara mendadak dan ada dorongan untuk mengambil barang secara tiba-tiba.
Si pelaku tahu tindakannya salah namun dia tidak bisa menahan perasaan dirinya. Dan ini merupakan salah satu dari gangguan jiwa walaupun para ahli mengatakan bukan gangguan jiwa yang serius. Mereka kadang hanya perlu pendampingan oleh psikolog, perawat, atau orang yang dekat dengan dia dan paham penanganan kleptomania.
Bedanya dengan mencuri, mencuri adalah mengambil sesuatu barang yang memang sudah direncanakan sebelumnya.
B. Faktor Penyebab Kleptomania
Belum diketahui pasti tenteng penyebab kleptomania ini, namun dati beberapa penekitian menyebutkan ada beberapa penyebab kleptomania ini, diantaranya :
1. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan karbon
monoksida.
2. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti kelainan emosi,
Bulimia Nervosa, paranoid, schizoid atau borderline personality disorder.
3. Kleptomania umumnya disebabkan kurang harmonisnya hubungan seseorang dengan
keluarga. Contohnya, anak kecil yang kurang mendapat perhatian atau kurang
mendapat kontrol dari orangtuanya.
4. Akibat dari gangguan obsesif kompulsif, gangguan mood, dan kondisi ketergantungan.
C. Gejala Kleptomania
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders- DSM IV-TR (text revision) terbitan American Psychiatric Association (Edisi ke IV, 2000) menyebutkan 5 gejala utama dari kleptomania :
1. Pengulangan mencuri benda-benda yang tidak dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan atau kadang benda-benda itu diberikan untuk orang lain. Benda-benda yang diambil adalah benda-benda yang tidak mempunyai nilai, tidak berharga.
2. Peningkatan dorongan secara terus-menerus sebelum mencuri.
3. Timbul rasa senang ketika mencuri berhasil dilakukan.
4. Proses mencuri tersebut tidak dimotivasi oleh rasa marah atau keinginan untuk balas dendam dan tidak disebabkan oleh delusi dan halusinasi.
5. Perilaku tersebut tidak disebabkan oleh conduct disorder, manic episode pada gangguan bipolar, atau gangguan kepribadian antisosial.
D. Cara Penanganan Kleptomania
Secara psikologis, kleptomania bisa disembuhkan dengan cara terapi psikiater. Tapi antara psikiater dengan keluarga penderita harus aktif dalam proses penyembuhan. Orang - orang terdekat penderita harus diberitahu sebelumnya kalau dia dalam pengawasan psikiater. Tapi kalau kleptomania sudah masuk ke saraf dan otak, maka penyembuhannya harus lewat obat – obatan, misalnya obat anti sedih.
Selain itu dapat dilakukan juga, dengan memberikan perhatian yang lebik oleh orangtua kepada anaknya.
E. Solusi Pencegahan Kleptomania
Untuk mengatasi masalah kebiasaan suka mencuri ini, Diharapkan beberapa cara penyelesaian di bawah ini dapat memberikan petunjuk kepada orang tua dan guru.
1. Mencukupi kebutuhan anak.
Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk: tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian.
2. Memberi perhatian yang cukup.
Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak.
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman-teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya.
Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
6. Melakukan usaha secara bersama.
Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kemenangan.
7. Mendidiknya dalam kebenaran.
Hati nurani manusiapun berbicara bahwa mencuri itu dosa dan Allah akan menghukum dosa itu. Apabila anak itu dalam kelemahannya telah berbuat dosa, berikan pengertian bahwa ia tetap disayangi, apalagi oleh Allah, jika mau bertaubat dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
· Kleptomania adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya.
· Kleptomania ini terjadi akibat dari tidak harmonisnya hubungan keluarga, sehingga berdampak terhadap perhatuan anak.
· Kleptomania ini bisa diuangani oleh psikiater dan pemberian obat – obatan, serta perhatian yang lebih dari keluarganya.
B. Kritik dan Saran
· Janganlah mentelantarkan anak dengan mengurangi porsi perhatiannya.
· Harmoniskanlah keluarga agar tercipta keluarga yang bahagia.
Dalam bahasa Yunani, Kleptomania berasal dari kata kleptein yang artinya mencuri. Sedangkan kleptomania menurut istilah adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya. (Wikipedia)
Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Dan banyak para ahli mengatakan bahwa mayoritas penderuta Kleptomania adalah remaja putri. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup.
Beberapa pengertian lain dari kleptomania yaitu kecenderungan yang tidak bisa di tahan untuk mencuri bukan karena kemiskinan atau ketidakmampuan membeli tetapi karena kelemahan jiwa. Ada juga yang menyebutkan bahwa kleptomania adalah ketidakmampuan orang untuk menahan dorongannya mengambil sesuatu. Biasanya barang yang diambil belum tentu yang sesuai dengan kebutuhan karena kadang timbulnya secara mendadak dan ada dorongan untuk mengambil barang secara tiba-tiba.
Si pelaku tahu tindakannya salah namun dia tidak bisa menahan perasaan dirinya. Dan ini merupakan salah satu dari gangguan jiwa walaupun para ahli mengatakan bukan gangguan jiwa yang serius. Mereka kadang hanya perlu pendampingan oleh psikolog, perawat, atau orang yang dekat dengan dia dan paham penanganan kleptomania.
Bedanya dengan mencuri, mencuri adalah mengambil sesuatu barang yang memang sudah direncanakan sebelumnya.
B. Faktor Penyebab Kleptomania
Belum diketahui pasti tenteng penyebab kleptomania ini, namun dati beberapa penekitian menyebutkan ada beberapa penyebab kleptomania ini, diantaranya :
1. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan karbon
monoksida.
2. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti kelainan emosi,
Bulimia Nervosa, paranoid, schizoid atau borderline personality disorder.
3. Kleptomania umumnya disebabkan kurang harmonisnya hubungan seseorang dengan
keluarga. Contohnya, anak kecil yang kurang mendapat perhatian atau kurang
mendapat kontrol dari orangtuanya.
4. Akibat dari gangguan obsesif kompulsif, gangguan mood, dan kondisi ketergantungan.
C. Gejala Kleptomania
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders- DSM IV-TR (text revision) terbitan American Psychiatric Association (Edisi ke IV, 2000) menyebutkan 5 gejala utama dari kleptomania :
1. Pengulangan mencuri benda-benda yang tidak dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan atau kadang benda-benda itu diberikan untuk orang lain. Benda-benda yang diambil adalah benda-benda yang tidak mempunyai nilai, tidak berharga.
2. Peningkatan dorongan secara terus-menerus sebelum mencuri.
3. Timbul rasa senang ketika mencuri berhasil dilakukan.
4. Proses mencuri tersebut tidak dimotivasi oleh rasa marah atau keinginan untuk balas dendam dan tidak disebabkan oleh delusi dan halusinasi.
5. Perilaku tersebut tidak disebabkan oleh conduct disorder, manic episode pada gangguan bipolar, atau gangguan kepribadian antisosial.
D. Cara Penanganan Kleptomania
Secara psikologis, kleptomania bisa disembuhkan dengan cara terapi psikiater. Tapi antara psikiater dengan keluarga penderita harus aktif dalam proses penyembuhan. Orang - orang terdekat penderita harus diberitahu sebelumnya kalau dia dalam pengawasan psikiater. Tapi kalau kleptomania sudah masuk ke saraf dan otak, maka penyembuhannya harus lewat obat – obatan, misalnya obat anti sedih.
Selain itu dapat dilakukan juga, dengan memberikan perhatian yang lebik oleh orangtua kepada anaknya.
E. Solusi Pencegahan Kleptomania
Untuk mengatasi masalah kebiasaan suka mencuri ini, Diharapkan beberapa cara penyelesaian di bawah ini dapat memberikan petunjuk kepada orang tua dan guru.
1. Mencukupi kebutuhan anak.
Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk: tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian.
2. Memberi perhatian yang cukup.
Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak.
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman-teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya.
Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
6. Melakukan usaha secara bersama.
Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kemenangan.
7. Mendidiknya dalam kebenaran.
Hati nurani manusiapun berbicara bahwa mencuri itu dosa dan Allah akan menghukum dosa itu. Apabila anak itu dalam kelemahannya telah berbuat dosa, berikan pengertian bahwa ia tetap disayangi, apalagi oleh Allah, jika mau bertaubat dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
· Kleptomania adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya.
· Kleptomania ini terjadi akibat dari tidak harmonisnya hubungan keluarga, sehingga berdampak terhadap perhatuan anak.
· Kleptomania ini bisa diuangani oleh psikiater dan pemberian obat – obatan, serta perhatian yang lebih dari keluarganya.
B. Kritik dan Saran
· Janganlah mentelantarkan anak dengan mengurangi porsi perhatiannya.
· Harmoniskanlah keluarga agar tercipta keluarga yang bahagia.