1.1
RASIONAL PENGEMBANGAN DAN
ELEMEN PERUBAHAN
KURIKULUM
2013
A. Latar
Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan
berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan
peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
B. Rasional
Pengembangan Kurikulum 2013
1.
Tantangan
Internal
a.
Pemenuhan
8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan.
b.
Perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
2.
Tantangan
Eksternal
a.
Tantangan
masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b.
Kompetensi
masa depan
c.
Persepsi
masyarakat
d.
Perkembangan
pengetahuan dan pedagogi
e.
Fenomena
negatif
3.
Penyempurnaan
Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau
perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.
a.
Dari
berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b.
Dari
satu arah menuju interaktif.
c.
Dari
isolasi menuju lingkungan jejaring.
d.
Dari
pasif menuju aktif-menyelidiki.
e.
Dari
maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f.
Dari
pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g.
Dari
luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h.
Dari
stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i.
Dari
alat tunggal menuju alat multimedia.
j.
Dari
hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k.
Dari
produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l.
Dari
usaha sadar tunggal menuju jamak.
m.
Dari
satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n.
Dari
kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o.
Dari
pemikiran faktual menuju kritis.
p.
Dari
penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
4.
Penguatan
Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan
kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan berdasarkan
kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan.
5.
Pendalaman
dan Perluasan Materi
Hasil analisis lebih jauh
untuk studi PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
-
low mengukur kemampuan
sampai level knowing
-
intermediate mengukur kemampuan
sampai level applying
-
high mengukur kemampuan sampai
level reasoning
-
advance mengukur kemampuan sampai
level reasoning with incomplete
information.
C. Karakteristik
Kurikulum 2013
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang
berikut ini.
1. Isi atau konten kurikulum
2. Kompetensi Inti (KI)
3. Kompetensi Dasar (KD)
4. Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap
sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar
yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang
dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7.
Silabus
dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas
dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK).
8.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran
dan kelas tersebut.
D. Proses
Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum
2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran ekstrakurikuler.
1.
Pembelajaran
intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a.
Proses
pembelajaran intrakurikuler
b.
Proses
pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.
c.
Proses
pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
d.
Proses
pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yang tidak
langsung (indirect teaching).
e.
Pembelajaran
kompetensi untuk konten yang bersifat developmental
f.
Proses
pembelajaran tidak langsung (indirect)
terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan
masyarakat.
g.
Proses
pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
h.
Pembelajaran
remedial
i.
Penilaian
hasil belajar
2.
Pembelajaran
Ekstrakurikuler.
Pembelajaran
ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang
sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
minggu.
E. Prinsip
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan
pada prinsip-prinsip berikut ini.
1.
Kurikulum
bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran
hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2.
Kurikulum
didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.
3.
Kurikulum
didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi.
4.
Kurikulum
didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan
dikuasai setiap peserta didik (mastery
learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5.
Kurikulum
dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6.
Kurikulum
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.
7.
Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8.
Kurikulum harus relevan
dengan kebutuhan kehidupan.
9.
Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10.
Kurikulum didasarkan kepada
kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11.
Penilaian
hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
F. Struktur
Kurikulum SD/MI
Struktur
kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata
pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata
pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan
beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit.
Struktur Kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut. Kelas 1 30 JP, kelas 2: 32
JP/minggu, kelas 3 :34 JP/minggu, kelas IV-VI : 36 JP/Minggu
G.
Elemen-elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar
Penilaian.
1.
Perubahan
Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan
2.
Perubahan
Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran
3.
Perubahan
Kurikulum 2013 pada proses
4.
Perubahan
Kurikulum 2013 pada penilaian
1.2
SKL, KI, KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
1.
Cakupan Kompetensi Lulusa
Cakupan kompetensi
lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
Kompetensi Lulusan Berdasarkan
Elemen-Elemen yang Harus Dicapai
DOMAIN
|
Elemen
|
SD
|
SMP
|
SMA-SMK
|
SIKAP
|
Proses
|
Menerima +
Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
|
||
Individu
|
beriman, berakhlak
mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal
|
|||
Sosial
|
toleransi, gotong
royong, kerjasama, dan musyawarah
|
|||
Alam
|
pola hidup sehat,
ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian
|
|||
PENGETAHUAN
|
Proses
|
Mengetahui +
Memahami + Menerapkan + Menganalisis + Mengevaluasi
|
||
Objek
|
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya
|
|||
Subyek
|
manusia, bangsa,
negara, tanah air, dan dunia
|
|||
KETERAMPILAN
|
Proses
|
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah +
Menyaji + Menalar + Mencipta
|
||
Abstrak
|
membaca, menulis,
menghitung, menggambar,mengarang
|
|||
Konkret
|
menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat, mencipta
|
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan
gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai
berikut:
a.
perkembangan
psikologis anak,
b.
lingkup dan
kedalaman materi,
c.
kesinambungan, dan
d.
fungsi satuan
pendidikan.
2.
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Lulusan
SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, pengetahuan,
danketerampilan berikut ini.
Tabel 1.4 Kompetensi
Lulusan SD/MI/SDLB/PAKET A
DIMENSI
|
KOMPETENSI LULUSAN
|
SIKAP
|
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
|
PENGETAHUAN
|
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
|
KETERAMPILAN
|
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.
|
B. KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti dirancang seiring
dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi
inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda
dapat dijaga.
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut
ini.
1.
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual.
2.
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap
sosial.
3.
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti
pengetahuan.
4.
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti
keterampilan.
C. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1.
Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual
dalam rangka menjabarkan KI-1;
2.
Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial
dalam rangka menjabarkan KI-2;
3.
Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan
dalam rangka menjabarkan KI-3;
4.
Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
D.
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013
1.
Pengembangan
Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan atas prinsip berikut
ini.
a.
Sekolah
b.
Guru
c.
Pengembangan
kurikulum di jenjang satuan pendidikan langsung dipimpin kepala sekolah.
d.
Pelaksanaan
implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh kepala sekolah.
2.
Manajemen
Implementasi
a.
Implementasi
kurikulum
b.
Pemerintah
bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah
c.
Pemerintah
bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara
nasional.
d.
Pemerintah
provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
e.
Pemerintah
kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada
guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
3.
Evaluasi
Kurikulum
Evaluasi Kurikulum
dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation
process), pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa
implementasi kurikulum.
1.3 KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN
SAINTIFIK,
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN, DAN
PENILAIAN AUTENTIK
A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
Implemementasi PTP menuntut
kemampuan guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Karena
itu, guru harus memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana
mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas.
Ada sepuluh elemen yang terkait
dengan hal ini
dan perlu ditingkatkan oleh guru.
1.
Mereduksi
tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
2.
Memberkaya
sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
3.
Menyajikan
isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
4.
Lingkungan
yang memperkaya pembelajaran.
5.
Bergerak
memacu pembelajaran (Movement to Enhance
Learning).
6.
Membuka
pilihan-pilihan.
7.
Optimasi waktu secara tepat.
8.
Kolaborasi.
9.
Umpan
balik segera.
10.
Ketuntasan
atau aplikasi.
1. Fungsi dan Tujuan
Tujuan pembelajaran
tematik
terpadu
adalah:
a.
mudah
memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;
b.
mempelajari
pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema
yang sama;
c.
memiliki
pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
d.
mengembangkan
kompetensi berbahasa lebih baik
e.
lebih
bergairah belajar
f. lebih merasakan manfaat dan makna belajar guru dapat menghemat waktu,
g.
budi
pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan
2.
Ciri-ciri
Pembelajaran Tematik Terpadu
a.
Berpusat
pada anak.
b.
Memberikan
pengalaman langsung pada anak.
c.
Pemisahan
antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas
d.
Menyajikan
konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran bersifat luwes.
e.
Hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3.
Kekuatan
Tema dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik.
4.
Peran
Tema dalam Proses Pembelajaran
Tema
berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan
pelajaran sekaligus.
5.
Tahapan Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Memilih/Menetapkan Tema
Tabel Tema di Kelas 2
KELAS II
|
|
|
b. Melakukan
Analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar
dan Membuat Indikator
c. Membuat
Hubungan Pemetaan antara Kompetensi Dasar dan Indikator dengan Tema
Kompetensi
Dasar dari semua muatan pelajaran telah disediakan dalam Kurikulum 2013.
d. Membuat
Jaringan Kompetensi Dasar
e. Menyusun
Silabus Tematik Terpadu
f. Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
B. PENDEKATAN SAINTIFIK
1.
Esensi Pendekatan
Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Pendekatan
saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
2.
Langkah-langkah
Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud
Nomor 81 A Tahun 2013
lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a.
mengamati;
b.
menanya;
c.
mengumpulkan
informasi/eksperimen;
d.
mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
e.
mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat
dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut:
1.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning)
a. Konsep/Definisi
Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran
Berbasis Proyekmemiliki karakteristik berikut ini.
1) Peserta didik membuat keputusan
tentang sebuah kerangka kerja.
2) Adanya permasalahan atau tantangan
yang diajukan kepada peserta didik.
3) peserta didik mendesain proses untuk
menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan.
4) Peserta didik secara kolaboratif
bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan
permasalahan.
5) Proses evaluasi dijalankan secara
kontinyu.
6) Peserta didik secara berkala
melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
7) Produk akhir aktivitas belajar akan
dievaluasi secara kualitatif.
8) Situasi pembelajaran sangat toleran
terhadap kesalahan dan perubahan.
Beberapa
hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain berikut ini.
1) Pembelajaran Berbasis Proyek
memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang komplek.
2) Banyak orang tua peserta didik yang
merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
3) Banyak guru merasa nyaman dengan
kelas tradisional, dimana guru memegang peran utama di kelas. Ini merupakan
suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai
teknologi.
4) Banyaknya peralatan yang harus
disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.
b.
Fakta Empirik Keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran
Berbasis Proyek dapat
dijelaskan berikut ini.
Keuntungan
Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Meningkatkan motivasi belajar
peserta didik untuk belajar dan mendorong kemampuan mereka untuk melakukan
pekerjaan penting.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih
aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk
mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan berkomunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta
didikdalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta
didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) Menyediakan pengalaman belajar yang
melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai
dunia nyata.
9) Melibatkan para peserta didik untuk
belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
10) Membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Memerlukan banyak waktu untuk
menyelesaikan masalah.
2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3) Banyak guru yang merasa nyaman
dengan kelas tradisional
4) Banyaknya peralatan yang harus
disediakan.
5) Peserta didik yang memiliki
kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
6) Ada kemungkinan peserta didik yang
kurang aktif dalam kerja kelompok.
7) Ketika topik yang diberikan kepada
masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan
c.
Langkah-langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
dijelaskan dengan diagram sebagai berikut.
Diagram Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
d.
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
a) Pengertian
Penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal
yang perlu dipertimbangkan yaitu:
(1) Kemampuan pengelolaan
(2) Relevansi
(3) Keaslian
b) Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek
dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
a) Pengertian
Penilaian produk
adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Pengembangan produk
meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
(1) Tahap persiapan,
(2) Tahap pembuatan produk (proses),
(3) Tahap penilaian produk (appraisal),
b) Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik
atau analitik.
2.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
a.
Konsep/Definisi
Pembelajaran berbasis masalah
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Berikut ini lima strategi dalam
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL).
1)
Permasalahan sebagai
kajian.
2)
Permasalahan sebagai
penjajakan pemahaman.
3)
Permasalahan sebagai
contoh.
4)
Permasalahan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari proses.
5)
Permasalahan sebagai
stimulus aktivitas autentik.
b.
Fakta Empirik Keberhasilan
Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
1)
Melalui PBL akan terjadi
pembelajaran bermakna..
2)
Dalam situasi PBL, peserta didik
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
3)
PBL dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi
internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok.
c.
Tahap-tahap Model PBL
Tabel Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE
|
PERILAKU GURU
|
Fase 1
Mengorientasikan siswa pada
masalah
|
·
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yg dibutuhkan.
·
Memotivasi siswa untuk terlibat
aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
|
Fase 2
Mengorganisasikan siswa untuk
mendefinisikan masalah
|
Membantu siswa mendefinisikan
danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
|
Fase 3
Membimbing penyelidikan mandiri
dan kelompok
|
Mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
|
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
artefak (hasil karya) dan memamerkannya
|
Membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas
dengan teman.
|
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
|
Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja.
|
d.
Penilaian Pembelajaran Berbasis
Masalah
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan
dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang
dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam
kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL
dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment)
dan peer-assessment.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
1)
Penilaian kinerja peserta didik.
2)
Penilaian portofolio peserta didik.
3)
Penilaian potensi belajar
4)
Penilaian usaha kelompok
3.
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)
a.
Definisi/Konsep
Model Discovery Learningadalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
b.
Fakta Empirik
Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan, penerapan pendekatan Discovery Learning dalam pembelajaran
memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan.
1) Kelebihan Penerapan Discovery
Learning
(a)
Membantu siswa untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
(b)
Pengetahuan yang diperoleh melalui
model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan
transfer.
(c)
Menimbulkan rasa senang pada siswa,
karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
(d)
Model ini memungkinkan siswa
berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannyasendiri.
(e)
Menyebabkan siswa mengarahkan
kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
(f)
Membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
(g)
Berpusat pada siswa dan guru
berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat
bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
2) KelemahanPenerapanDiscovery Learning
(a)
Menimbulkan asumsi bahwa ada
kesiapan pikiran untuk belajar.
(b)
Tidak efisien untuk mengajar jumlah
siswa yang banyak
(c)
Harapan-harapan yang terkandung
dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah
terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
c.
Langkah-langkah
Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Menurut
Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan Discovery
Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam
kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut.
1)
Stimulasi/Pemberian
Rangsangan(Stimulation)
2)
Pernyataan/Identifikasi
Masalah(Problem Statement)
3)
Pengumpulan
Data (Data Collection)
4)
Pengolahan Data(Data Processing)
5)
Pembuktian(Verification)
6)
Menarik
Kesimpulan/Generalisasi(Generalization)
d.
Penilaian pada Model
Pembelajaran Discovery Learning
Dalam Model Pembelajaran Discovery
Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun nontes,
sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses,
sikap, atau penilaian hasil kerja siswa.
D.
PENILAIAN AUTENTIK
1.
Pengertian Penilaian
Autentik
Penilaian
autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan
berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat
mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan
menyelesaikan masalah.
2. Penilaian
Autentik dan Belajar Autentik
Penilaian
autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat
kerja. Kedua, penilaian atas
tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan
untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang ada.
3.
Jenis-jenis Penilaian
Autentik
a. Penilaian
Sikap
Penilaian apek sikap
dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
b. Penilaian
Pengetahuan
Aspek
pengetahuan terdiri dari tes tertulis , tes lisan dan penugasan.
c. Penilaian
Keterampilan
Aspek
keterampilan tersiri dari penilaian kinerja, penilain proyek, penilaian portofolio.
Bisa anda Baca : Langkah-langkah pembuatan resume
Instruktur I,
ARID CS
|
Rajapolah, 23 Juni 2014
Instruktur II,
Ridwan S
|