HADIS HASAN LI GHAIRIHI

Hadis Hasanligharihi  Adalah satu hadis menjadi hasan karena dibantu dengan hadis lain.
Sedangan menurut istilah ialah satu hadis yang tidak terlalu lemah, biasanya yang dalam sanad hadis tersebut terdapat rawi yang mastur, kurang kuat hafalannya, mukhtalit, mudallis, atau  pernah keliru/salah dalam meriwayatkan, lalu dikuatkan dengan jalan yang lain yang sebanding dengannya.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ عَلَى الْمُسْلِمِينَ أَنْ يَغْتَسِلُوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلْيَمَسَّ أَحَدُهُمْ مِنْ طِيبِ أَهْلِهِ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَالْمَاءُ لَهُ طِيبٌ. رواه الترمذي
Rasulullah saw. bersabda,”Sesungguhnya satu kewajiban bagi kaum muslimin mandi pada hari jumat, dan kenakanlah wewangian, jika tidak ada, maka air itu wangi bagi dirinya”. Hr. At-Tirmidzi
Untaian sanad:
1. At-tirmidzi-Ahmad bin Mani’-Husyaim (mudallis)-Yazid bin Abu Ziyad-Abdurrahman bin Abu Laila- Al-Barra bin Azib – Rasulullah saw.
2. At-tirmidzi-Ali bin Yahya Al-Kufi-Abu Yahya Ismail bin Ibrahim At-Taimi- Yazid bin Abu Ziyad-Abdurrahman bin Abu Laila- Al-Barra bin Azib – Rasulullah saw.
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْجَنِينِ يَكُونُ فِي بَطْنِ النَّاقَةِ أَوِ الْبَقَرَةِ أَوِ الشَّاةِ فَقَالَ كُلُوهُ إِنْ شِئْتُمْ فَإِنَّ ذَكَاتَهُ ذَكَاةُ أُمِّهِ . رواه الحاكم
Rasulullah saw. pernah ditanya tentang janin yang ada dalam perut unta, sapi atau kambing. Maka Beliau menjawab,’Makanlah jika kamu ingin, karena menyembelih janin itu dengan menyembelih ibunya”. Hr. Al-Hakim
Untaian Sanad:
1.Al-Hakim-Abu Ali alhafidz-Muhammad bin Ishaq dan Ahmad bin Ja’far-Yusuf bin Musa-Abdullah bin Jahm arrazi- Abdullah bin Ala-Syu’bah-Abu Laila (mukhtalit)-Saudara Abu Laila-Ibnu Abu Laila-Abu Ayub-Rasululalh saw.
2. Abu Daud-Musaddad-Husyaim-Mujalid-Abul Waddak-Abu Said-Rasulullah saw.
3. AdDarimi- Ishaq-Itab bin Basir-Ubaidillah bin Abu Ziyad-Abu Zubair-Jabir-Rasulullah.
4. Selain itu hadis tersebut masih banyak diriwayatkan oleh para ahli hadis, seperti Ahmad, At-Tirmidzi, Ad-Daraqutni dan Ibnu Hibban.
أَنَّ امْرَأَةً مِنْ بَنِي فَزَارَةَ تَزَوَّجَتْ عَلَى نَعْلَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَضِيتِ مِنْ نَفْسِكِ وَمَالِكِ بِنَعْلَيْنِ قَالَتْ: نَعَمْ, قَالَ: فَأَجَازَهُ. رواه الترمذي
Bahwasanya seorang perempuan dari Banu Fazarah telah menikah dengan mas kawin dua alas kaki. Lalu Rasulullah saw. bertanya kepadanya,’Apakah kamu ridha menerima mas kawin dengan dua alas kaki, ia menjawab,’Ya aku ridha’, lalu Nabi pun membolehkannya”. H.r. At-Tirmidzi
Hadis di atas disampaikan sahabat Amir bin Rabi’ah, dan dalam sanadnya ada rawi daif bernama Ashim. Tetapi hadis tersebut dikuatkan dengan beberapa jalan yang disampaikan oleh sahabat yang berbeda, seperti Umar, Abu Hurairah, Aisah dan Abu Hadrad. Oleh karena itu, Imam At-Tirmidzi menyatakan hadis ini hasan karena ada hadis lain .
Keterangan
Bila terhadap hadis yang dalam sanadnya terdapat rawi yang sangat lemah atau parah dalam kedaifannya, maka hadis tersebut tidak akan naik derajatnya menjadi hasan lighairi, seperti:
One.         yang tidak ada kefahaman tentang hadis
Two.        yang sering salah dan keliru dalam meriwayatkan
Three.    yang fasiq (sering melakukan kedurhakaan)
Four.       yang tertuduh sering berdusta
Five.        pemalsu hadis
Six.            yang tertuduh pemalsu hadis dan lain-lain yang –isya Allah- akan dibahas dalam rubrik hadis daif.