Tafsir Lahwul Hadits
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي
لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا
هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (6) وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آَيَاتُنَا
وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا فَبَشِّرْهُ
بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (7)
Kronologis
Sesuai riwayat
Ibnu Jarir dari al-Ufi yang bersumber kepada Ibnu Abbas disebutkan bahwa ayat
ini turun berkenaan dengan seorang Quraisy yang membeli seorang budak wanita
yang bisa menyanyi untuk dijadikan alat menyesatkan manusia. Artinya ayat ini
turun dalam hal pengancaman orang-orang yang berusaha menyesatkan manusia dari
jalan Allah [ sampai disini maka kita bisa menangkap, setiap usaha dalam bentuk
apapun, selama itu dalam upaya mengalihkan keberimanan seseorang dari Islam
adalah tercela, kebenaran saja dalam hal ini adalah perbuatan tersebut dimasa
itu terjadi dengan perantaraan nyanyian seorang wanita ].
Dalam riwayat lain dari Juwaibir yang bersumber kepada Ibnu Abbas, dikemukakan bahwa ayat ini, turun berkenaan dengan an-Nadlr bin al-harts yang membeli seorang budak biduanita. Apabila dia mendengar seseorang akan masuk Islam, ia mengajaknya datang kepada biduanita itu dan menyuruh biduanita itu menyediakan makanan dan minuman serta merayunya dengan alunan suaranya. an-Nadlr berkata kepada orang yang dibujuknya itu : ini lebih baik daripada ajakan Muhammad yang hanya menyuruh sholat, puasa dan berperang untuk kemenangannya.
uraian ayat ini sebagai berikut :
Diantara manusia ada orang-orang yang mempergunakan biduanita dan kitab-kitab cerita untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah, dia tidak mengetahui betapa tingginya agama Allah itu dan dia menjadikan agama Allah sebagai bahan olok-olokan.
Ayat ini turun
mengenai diri pribadi an-Nadhr Ibn al-Harits, seorang pedagang yang sering
bepergian ke Persia. Disana dia membeli kitab-kitab Persia untuk dibaca isinya
kepada orang-orang Quraisy dan berkata : Kalau Muhammad menerangkan kepadamu
cerita-cerita ‘Ad dan Tsamud, aku menceritakan kepadamu cerita-cerita Bahram
dan raja-raja Persia dan raja-raja al-Hirah.; Sebagian Muslimin merasa asyik
mendengar cerita-cerita itu dan tidak mau lagi mendengarkan al-Qur’an.
Ada diriwayatkan bahwa an-Nadhr itu membeli biduanita, bila dia tahu ada seseorang ingin masuk Islam, maka diapun menyuruh biduanitanya itu supaya pergi bernyanyi untuk menipu daya orang yang ingin masuk Islam itu.
Ringkasnya, inilah al-Qur’an yang diturunkan untuk menjadi petunjuk dan rahmat yang mengandung ayat-ayat yang nyata, rahasia-rahasia yang dalam dan hikmah-hikmah yang tinggi. Akan tetapi walaupun demikian, ada juga sebagian manusia membeli buku-buku cerita untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah dan menjadikan ayat-ayat Allah sebagai barang olokan.
Mendengar musik
untuk sekedar melapangkan pikiran dan memperbaharui tenaga dan mendengar nyanyian
yang mempunyai arti baik, mengandung makna yang dalam tidaklah bertentangan
dengan agama asal saja tidak sampai kepada penyia-nyiaan sesuatu kewajiban.
Hanya nyanyian-nyanyian yang mengandung makna-makna yang merusak kesopanan atau
menimbulkan birahi itulah yang haram, dan itulah yang masuk kedalam perkataan ”
Lahwa’lhadits ” yang dikandung oleh ayat ini.
Karenanya maka
asbabun nuzul dari ayat ini bukan dalam kaitannya melarang untuk menyanyi atau
memainkan musik secara keseluruhan sebagaimana diklaim oleh sahabat saya
tersebut, tetapi lebih kepada penggunaannya yang mengarah kepada perbuatan
batil ( ada sifat khusus yang membuatnya menjadi tercela namun tidak bisa
membuatnya disifati keseluruhan ).
Konsekwensi
dari ini semua, maka surah Luqman ayat 6 tidak bisa dijadikan sandaran pengharaman
musik tanpa tanda koma.
Setelah kita
sudah membuktikan bahwa surah Luqman ayat 6 sama sekali tidak turun berkenaan
dengan diharamkannya musik dan nyanyian secara global melainkan hanya kepada
hal-hal yang sifatnya ditujukan untuk merusak akidah dan mencegah seseorang
untuk beriman kepada Islam, maka saya InsyaAllah akan menguraikan sisi hukumnya
dari sudut pandang as-Sunnah.
قوله تعالى : { وَمِن النَّاسِ
مَن يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ
} فيه سبعة تأويلات
: أحدها : شراء المغنيات لرواية
القاسم بن عبد الرحمن عن أبي أمامة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « لاَ يَحِلُّ
بَيْعُ الْمُغنِيَاتِ وَلاَ شِرَاؤُهُنَّ وَلاَ التِّجَارَةُ فِيهِنَّ وَلاَ أَثْمَانُهُنَّ
وَفِيهِنَّ أنزَلَ اللَّهُ تَعَالَى : { وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْتَرِي لَهْوَ
الْحَدِيثِ
} » . الثاني : الغناء ، قاله
ابن مسعود وابن عباس وعكرمة وابن جبير وقتادة
. الثالث : أنه الطبل ، قاله
عبد الكريم ، والمزمار ، قاله ابن زخر .
الرابع : أنه الباطل ، قاله
عطاء .
الخامس : أنه الشرك بالله ،
قاله الضحاك وابن زيد .
السادس : ما ألهى عن الله سبحانه
، قال الحسن .
السابع : أنه الجدال في الدين
والخوض في الباطل ، قاله سهل بن عبد الله .
ويحتمل إن لم يثبت فيه نص تأويلاً
ثامناً : أنه السحر والقمار والكهانة .
وفيمن نزلت قولان :
أحدهما : أنها نزلت في النضر
بن الحارث كان يجلس بمكة فإذا قالت قريش إن محمداً قال كذا وكذا ضحك منه وحدثهم بحديث
رستم واسفنديار ويقول لهم إن حديثي أحسن من قرآن محمد ، حكاه الفراء والكلبي .
الثاني : أنها نزلت في رجل من
قريش اشترى جارية مغنية فشغل بها الناس عن اتباع النبي صلى الله عليه وسلم ، حكاه ابن
عيسى .
{ لِيُضِلَّ عَن سَبيلِ اللَّهِ
بِغَيرِ عِلْمٍ } فيه وجهان
: أحدهما : ليصد عن دين الله
، قاله الطبري .
الثاني : ليمنع من قراءة القرآن
، قاله ابن عباس .
{ بِغَيرِ عِلْمٍ } يحتمل وجهين
: أحدهما : بغير حجة .
الثاني : بغير رواية .
{ وَيَتَّخِذُهَا هُزُواً }
فيه وجهان
: أحدهما : يتخذ سبيل الله هزواً
يكذب بها ، قاله قتادة . وسبيل الله دينه.
الثاني : يستهزىء بها ، قاله
الكلبي .
{ وَأُوْلئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ
مُّهِينٌ } أي مذل . – النكت والعيون للمواردي 3: 322 –
ولهوُ الحديثِ ما يُلهى عمَّا
يُعنى من المهمَّاتِ كالأحاديثِ التي لا أصلَ لها والأساطير التي لا اعتدادَ بها والمضاحكِ
وسائرِ ما لا خيرَ فيه من فضُولِ الكلامِ . والإضافةُ بمعنى من التبيينيةِ إنْ أُريد
بالحديثِ المنكرُ وبمعنى التبعيضيةِ إن أُريد به الأعمُّ مِن ذلكَ .
وترجم البخاري ( بَابٌ كلُّ لهو باطلٌ إذا شغل عن
طاعة الله ، ومن قال لصاحبه تعال أقامِرْك ) ، وقوله تعالى : { وَمِنَ الناس مَن يَشْتَرِي
لَهْوَ الحديث لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ الله بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُواً
} فقوله : «إذَا شَغَل عن طاعة الله» مأخوذ من قوله تعالى : { لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ
الله }
و { لَهْوَ الحديث } على ما روي عن
الحسن كل ما شغلك عن عبادة الله تعالى وذكره من السمر والأضاحيك والخرافات والغناء
ونحوها