BABI
PENDAHULUAN
Apakah anda pernah mengajarkan
atletik kepada anak-anak Sekolah Dasar. Mungkin jawabannya ya, atau juga mungkin
tidak. Padahal atletik adalah cabang alahraga yang wajib diberikan di semua
jenjang pendidikan (SK. Mendikbud No. 041/U/ 1987). Mengapa SK Mendikbud
tersebut sampai turun ? karena atletik adalah “ibu” dari semua cabang olahraga.
Itu sebabnya atletik penting sejak anak-anak usia dini.
Jika anak-anak tidak senang
pelajaran atletik mungkin karena yang diajarkan sama dengan atletik yang
dilakukan oleh orang dewasa. Mereka akan bosan dan menghindar dari kegiatan
atletik. Untuk anak-anak sekolah dasar materi atletik berbeda dengan mereka
yang sudah dewasa, perbedaan itu ditinjau dari tingkat kemampuan atas dasar kelas
yang digolongkan dalam 3 tingkatan, yaitu kelas I-II, kelas III-IV, dan kelas
V-VI. (Soepartono, 2004: 2). Ikutilah
modul 1 s/d 3 atletik untuk Sekolah Dasar ini secara berturut-turut. Cermati
isi dan contoh-contohnya. Setelah dapat memahami, akhirnya kita sependapat
bahwa atletik sebenarnya menarik, menyenangkan, dan disenangi anak-anak.
Modul ini disiapkan secara khusus bagi guru penjas yang mengajar di
sekolah dasar untuk membantu meningkatkan kemampuan mengajar atletik. Materinya
akan dipilih sesederhana mungkin disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangan anak. Kemudian dikemas
dalam bentuk permainan sederhana, mudah dilaksanakan karena gerakannya dipilih yang
sesederhana mungkin. (Mochamad Djumidar, 2004: 5). Beberapa alat yang digunakan
disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak dan bisa diperoleh di sekitar
lingkungan Sekolah. Yang dipentingkan adalah faktor kegembiraannya, dengan
demikian anak tetap tertarik dan menyenangi atletik.
Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca dan mempelajari modul ini
diharapkan dapat:
1 Mengenal dasar-dasar gerakan atletik dalam
bentuk permainan
2 Mengenal metode pembelajaran atletik yang
dimodifikasi disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak
3 Dapat menerapkan teori dan praktek pembelajaran
atletik di Sekolah Dasar
Deskripsi singkat urutan bahasan
1 Dasar-dasar gerakan jalan dan lari
2 Dasar-dasar gerakan lompat
3 Dasar-dasar gerakan lempar
Dalam modul ini
ketiga bagian di atas tidak disajikan secara terpisah agar dalam praktek
pembelajarannya unsur kegembiraan dan dinamika gerakannya tetap belakang terpelihara. Penyampaian materi disampaikan
dalam gambar-gambar sehingga dapat dibaca oleh kalangan mana saja baik guru
yang memiliki latar belakang olahraga ataupun guru umum, (Hans Katzenbogner dan
Michael Medler, 1996).
Modul ini disusun secara berurutan sebagai
berikut:
Modul 1 untuk kelas I dan kelas II
Modul 2 untuk kelas III dan kelas IV
Modul 3 untuk
kelas V dan VI
Ketiga modul di
atas semuannya mengandung isi gerakan dasar jalan dan lari, gerakan dasar
lompat dan gerakan dasar lempar. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah
tingkat kesulitan gerakannya. Seperti telah disinggung di atas, pada usia
tertentu anak mempunyai tingkat perkembangan kemampuan dan pengalaman gerak
yang berbeda-beda. Jadi secara berurutan bahasan materi belajar untuk
masing-masing modul disajikan sebagai berikut:
1 Uraian singkat dan contoh gerakan dasar jalan
dan lari dalam bentuk permainan
2 Uraian singkat dan contoh gerakan dasar lompat
dalam bentuk permainan
3 Uraian singkat dan contoh gerakan dasar lempar
dalam bentuk permainan
MODUL 1
Isi penting yang tersirat dalam modul I adalah bahwa atletik untuk
anak-anak sekolah dasar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
Pengertian ini menjadi dasar pengertian perlunya ditinjau kembali metodik
pengajaran yang sekarang berlangsung di Sekolah Dasar.
Atletik di SD saat ini makin menjadi
pelajaran yang kurang disenangi, ironis sekali, padahal atletik adalah dasar dari
semua cabang olahraga. Lalu apa yang menjadi sebab di Sekolah Dasar perhatian
terhadap atletik semakin kurang. Hampir pasti disebabakan oleh model
pembelajaran yang tidak menyesuaikan dengan karakteristik kemampuan dan
perkembangan anak.
Model inilah yang sampai sekarang ini berlangsung karena kurang disenangi,
lalu hampir tidak pernah diajarkan. Apakah langkah kita sekarang, untuk
menyesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak-anak Sekolah Dasar,
maka atletik harus dimodifikasi. Penekanannya pada aspek bermain, karena ini
merupakan bagian dari kehidupan anak. Terutama bagi anak yang kurang berbakat,
atletik disajikan dalam bentuk permainan menjadi kegiatan yang menarik. Tujuan
modifikasi atletik ini ialah agar sejak awal unsur-unsur gerak dasar atletik
dapat diperkenalkan kepada anak secara menarik dan menyenangkan.
A. Dasar- dasar gerak lari dan jalan
1. Lari
adalah nomor atletik yang menjadi dasar dari hampir semua cabang olahraga,
paling tidak dalam pemanasan (warming up),
lari menjadi bagian penting sehingga harus diajarkan kepada semua anak.
Guru dalam mengajar pendidikan jasmani harus selalu memikirkan tentang
bagaimana bagian dari materi pelajaran lari dapat dibuat semenarik dan
menyenangkan mungkin. Bentuk lintasan, susunan kelompok, peralatan yang
digunakan dan gerakan larinya harus bervariasi. Berbagai gerakan lari yang
dapat dilakukan misalnya: lari maju, mundur, dan ke samping, pada lintasan
lurus dan lintasan berkelok-kelok, cepat dan lambat, menanjak atau menurun,
menaiki atau menuruni tangga, dengan irama, sendirian, berpasangan, di bukit,
di jalan, dalam bentuk estafet dan lain-lain.
Untuk materi pelajaran pendidikan
jasmani di SD kelas I-II tentu saja
tidak semua variasi seperti contoh di
atas ditampilkan. Materi harus dipilih dan disesuaiakan dengan pertumbuhan
fisik dan kemampuan anak ( + 6-8
tahun ). Pada masa ini koordinasi gerak belum sempurna, sangat aktif,
konsentrasi kurang, serta ingin tahu, imajinatif, senang membentuk kelompok
kecil, laki-laki perempuan mempunyai minat sama, mudah gembira karena pujian
dan mudah sedih karena dikritik. Dengan
memperhatikan ciri-ciri di atas, maka materi pelajaran harus disesuaikan.
2. Contoh berbagai variasi lari dan jalan
untuk kelas I dan II SD
@ Berbagai bentuk gerakan lari / jalan
·
Lari / jalan ke depan
·
Lari / jalan ke belakang
·
Lari angkat paha
·
Lari / jalan silang ke
samping
·
Lari langkah kuda
·
Lari / jalan membawa benda
·
Lari / jalan lintasan
berkelok-kelok
·
Lari / jalan naik / turun
tangga
@ Anak bertemu satu dengan
yang lain dengan gerakan jalan / lari :
·
Bersalaman
·
Menepukkan satu tangan
dengan tangan lawan
·
Menepukkan kedua tang dengan tangan lawan
·
Bergandengan pada siku
membuat satu putaran
·
Bergandengan tangan setinggi bahu, membuat putaran
·
Bergandengan dua tangan membuat satu putaran
Gerakan-gerakan tersebut di atas bisa dilakukan
dengan jalan dan lari.
3.
Contoh lari dalam bentuk permainan
@ Lari / jalan bebas mengikuti garis yang dibuat di lantai memungkingkan
mereka bertemu satu dengan yang lain. Bila mereka bertemu harus melakukan tugas yang diperintahkan oleh guru.
Misalnya bertepuk satu / dua tangan, bergandengan membuat lingkaran dan
sebagainya.
@ Mereka berlari berpasangan,
nomor ganjil belok ke kanan dan pasangan nomor genap berbelok ke kiri. Bisa
dibuat berbagai variasi lain misalnya waku berbelok pasangan berpisah ke kanan
dan ke kiri. Pada setiap belokan bentuk gerakan lainnya bisa berganti. Misalnya
angkat paha, lari menyamping, dan lain-lain
@ Pelari terdepan membuat gerakan tertentu, yang dibelakangnya menirukan.
@ Bangku yang diatur berderet
(slalom) dapat memberi berbagai kemungkinan. Para pelari ditugasi start bersama
dengan arah berlawanan. Pada waktu dua pelari bertemu diberkian tugas gerak
tertentu, misalnya bersalaman dan lain-lain. Bangku biasa diganti dengan alat
lain misalkan dus / kotak yang diatur berderet, pancang, tali atau kalau tidak
cukup pakai garis saja.
Ban sepeda bekas juga menjadi
alat yang menrik untuk lari di lantai. Ban-ban tersebut dapat dipakai sasaran
lari, anak hanya boleh selangkah melewati ban.
B. Dasar-dasar Gerak Lompat
1. Anda pernah mengajar lompat di kelas I-II ? Apakah
anda memerlukan bak pasir atau tumpukan busa untuk mendarat ? Tentu tidak !
Lompat utnuk anak satu dua bukan lompat seperti orang dewasa. Pelajaran lompat
di kelas I-II masih berbentuk aneka ragam tugas-tugas gerak yang dilakukan
dengan melompat-lompat. Tujuannnya adalah memperkaya perbendaharaan gerak anak,
belum mengembangkan taknik dasar. Melalui serangkaian proses, perbendaharaan gerak
anak akan semakin kaya dan lambat laun akan menuju teknik gerak yang
diinginkan. Berbagai variasi gerakan melompat seperti, lompat kedepan, lompat
kebelakang, lompat kesamping, lompat rintangan, dan lain-lain, dikemas dalam
bentuk permainan yang menggembirakan.
Kegiatannnya dimanipulasi
dengan gerakan sederhan, tidak terlalu terstruktur dan disesuikan dengan
tingkat kemampuan serta karakteristik anak.
Anada pasti tahu bahwa
pada anak kelas I-II (+ 6-8 tahun) koordinasi gerakannya masih belum
sempurna. Oleh karena itu jangan
diberikan tugas gerak yang berat. Mengapa ? Tugas gerak yang berat memungkinkan
terjadinya kelainan postur tubuh. Untuk anak kelas I-II perlu gerakan-gerakan
yang ringan, lincah, dan dinamis. Gerakan demikian sangat menyenangkan, efektif
untuk mengembangkan koordinasi dan merangsang pertumbuhan fisik anak.
Agar anak mau dan senang
melompat-lompat harus ada motivasi. Apakah anda kesulitan memotivasi anak ? Sebenarnya tidak sulit. Seringkali
sekedar tanda-tanda di tanah dan garis-garis di lantai sudah cukup memberikan
rangsangan. Sebagai contoh, anak-anak yang sedang main loncat-loncatan di
halaman sekolah ! Karena asiknya mereka lupa akan keadaan sekitar
2. Contoh Berbagai Variasi Gerakan Melompat Untuk Kelas I dan II SD
@ Berbagai bentuk gerakan
melompat
·
Melompat ke depan dengan kaki tumpu bergantian
·
Melompat ke depan dengan kaki tumpu tetap
(“engklek”)
·
Melompat ke depan dengan tumpuan dua kaki
·
Melompat ke samping dengan
tumpuan dua kaki
·
Melompat ke samping dengan tumpuan satu kaki
·
Melompat ke belakang dengan tumpuan dua kaki
@ Bentuk gerakan melompat berkawan
·
Berjingkat / melompat-lompat mengelilingi teman
sambil bergandengan
tangan
·
Dua orang berjingkat / melompat lompat
mengelilingi teman sambil bergandengan tangan
·
Dua orang sambil bergandengan berjingkat /
melompat-lompat secara bergantian menggeser ke samping
Sekelompok anak berbaris dengan saling
bergandengan pada pundak. Membuat berbagai variasi gerakan lompat dengan
iringan tepukan atau musik dengan irama tertentu (100-120 tepukan / menit)
3. Contoh Gerakan Melompat Dalam Bentuk Bermain
@ Menggunakan alat bantu tali
Fungsi tali adalah sebagai rintangan yang harus dilompati. Bagi anak kelas I-II sebaiknya digunakan tali
elastis, misalnya karet gelang yang disambung-sambung. Dengan seutas tali yang
cukup panjangnya dapat disusun berbagai bentuk permainan misalnya 6 anak duduk
membuat lingkaran sambil memegang tali yang menghubungkan masing-masing anak
yang lain lari mengikuti irama tepukan tangan (dari guru). Bila ada tanda
peluit semua berhenti, lalu melompati tali masuk keluar beberapa kali sampai
ada tanda peluit lagi. Kemudian melanjutkan lari keliling.
Contoh lain, pengaturan taki berbentuk bintang atau sebagai jari-jari
lingkaran. Dua atau tiga anak duduk di pusat lingkaran, tangan kanan dan kiri
masing-masing memegang seuras tali dan pada ujung luarnya masing-masing
dipegang oleh seorang anak lain. Kelompok
lain berlari keliling di dalam lingkaran sambil melompat taki. Tergantung
perintah guru, berbagai variasi lompatan dapat dilakukan.
Simpai atau ban sepeda bekas yang diletakkan berserakan di halaman juga
merangsang anak untuk melompat dari simpai satu ke simpai yang lain.
C. Dasar-dasar Gerakan Melempar
1. Pembahasan Singkat
Lempar adalah nomor atletik yang sering
“terlupakan”. Guru pendidikan jasmani SD jarang terlihat mengajarkan, mungkin
pengaruh aktivitas sehari-hari di jaman modern ini yang kurang memberi
kesempatan kepada anak-anak untuk melakukan gerakan melempar. Tetapi apapun
penyebabnyan perkembangan gerak anak kurang lengkap jika nomor lempar tidak
diberikan.
2. Contoh Berbagai Variasi Gerakan Melempar untuk kelas I dan II SD
·
Lemparan ayunan di atas
bahu satu tangan
·
Lemparan ke depan di atas kepala dengan dua tangan
·
Lemparan ke belakang di atas kepala dengan dua
tangan
·
Lemparan ayunan di bawah bahu satu tangan
·
Ke depan dua tangan dari bawah ke atas
·
Ke belakang dua tangan diantara kaki kangkang
TUGAS DAN LATIHAN
Setelah mempelajari
modul ini, anda dimohon untuk mencoba mengerjakan tugas di bawah ini dan
mendiskusikan dengan teman yang dekat dengan sekolah anda. Laporkanlah
pekerjaan dan hasil diskusi anda dalam kegiatan kelompok kerja guru dimana anda
bertugas.
1. Modul ini ditulis dengan tujuan dapat dipelajari
dan diterapkan oleh guru penjas SD yang mengajar pendidikan jasmani secara
mandiri.
Uji cobakanlah materi dan contoh pembelajaran dalam modul ini, antara
lain:
- Apakah
anda bisa dan mudah memahami
- Kendala apa yang ditemui dalam proses pembelajaran.
2. Tujuan utama modol atletik 1 ini adalah untuk
mengenal dasar-dasar gerak lari dan jalan, lompat dan lempar kepada anak.
Contoh-contoh dalam modul ini hanya sebagian saja dari dasar-dasar gerak
tersebut. Selanjutnya coba
kembangkan dalam bentuk permainan yang sesuai dengan karakteristikanak kelas
I-II.
3. Buatlah
deskripsi tentang kondisi sekolah anda berkaitan dengan kemungkinan dengan dapatnya
dilaksanakan kegiatan pendidikan jasmani di sekolah Anda dengan model
pembelajaran yang baru disampaikan ini
a. Bagaimana kondisi lapangannya.
b. Alat bantu yang ada dan yang mungkin bisa
diciptakan atas kreativitas anda untuk memanfaatkan alat yang ada.
MODUL 2
PEMBELAJARAN ATLETIK KELAS III DAN IV
Modul ini lanjutan dari Modul
Atletik 1. Sebagian besar materi dalam modul atletik 1 masih harus dikembangkan
dan dilaksanakan di kelas III, IV SD. Kemudian ditambah dengan beberapa variasi
gerakan yang mempunyai tingkat kesulitan lebih besar dibanding dengan materi
kalas I / II. Jika pada kelas I / II alat – alat yang dipakai sebagian besar
terletak hampir rata dengan tanah ( Simpai, Ban, Tali, Garis ) sebaiknya untuk
kelas III-IV sudah digunakan alat yang lebih tinggi, misalnya lari dan
melompati dst.
Anak kelas III-IV memiliki postur tubuh cenderung belum bagus, otot mulai
tumbuh dengan cepat. Oleh karena itu perlu latihan pembentukan tubuh, sifat
anak mulai timbul minat untuk berprestasi individual, kompetitif, dan punya
idola. Atas dasar karakteristik ini
maka disamping permainan beregu juga harus disiapkan permainan individual.
Tetapi jangan lupa kemenangan individu bukan atas dasar kekuatan, keterampilan
atau teknik tertentu. Bagi yang lemahpun harus diberi kemungkinan untuk menjadi
pemenang. Contoh permainan memantulkan bola ketembok dengan menghitung jumlah
bola yang masuk ke keranjang. Yang
penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani unsur klasikal dan kegembiraan harus
diperhatikan. Jangan ada anak yang pasif dan mendominasi kegiatan.
A. Dasar – Dasar Gerak Lari Dan Jalan
1. Pembahasan Singkat
Tugas gerak lari dalam modul 2 ini disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak yang perhatian utamanya untuk memperkaya perbendaharaan gerak
lari. Sebaiknya guru memberi kesempatan kepada anak untuk menunjukan kemampuan
larinya, tetapi tidak dilombakan dalam jalur sendiri-sendiri seperti pada lomba
lari. Kesempatan ini masih dalam kaitan kelompok dan dalam bentuk permainan, misalnya
permainan estafet (bukan lari estafet).
Kualitas tugas gerak lebih meningkat dibanding anak kelas I-II. Ini harus
direncanakan dengan cermat, misalnya dengan tugas gerak yang lebih sulit,
dengan mempertinggi rintangan-rintang untuk dilompati sambil lari. Atau
menggunakan lintasan dengan berbagai macam belokan, yang penting tugas gerak
itu merupakan peningkatan atau kelanjutan dari tugas gerka kelas dibawahnya.
2. Contoh Berbagai Variasi Lari dan Jalan Kelas III dan IV SD
·
Lari / jalan tendang pantat dengan tumit
·
Lari / jalan kedepan dengan kaki ayun lurus
·
Lari skiping
·
Lari skiping dengan angkat
tumit
·
Lari / jalan sambil memutar
lengan
·
Lari / jalan sambil memutar lengan arah berlawanan
Beberapa variasi gerak lari jika dilakukan dengan
berkawan
·
Menerima benda dari teman
untuk diteruskan
·
Melompati teman yang
merangkak
·
Melompati teman yang
membungkuk (guru harus cermat karena ada kelas yang muridnya belum semuanya
mampu melakukan )
·
Menerobos diantara dua kaki
3. Contoh Gerakan Lari dan Jalan Dalam Permainan
* Menggunakan
berbagai variasi lari dengan permainan sederhana, hanya dengan garis-garis di
tanah atau lantai dapat disusun permainan dalam lapangan bujur sangkar. Setiap
kelompok secara bergantian pindah kesisi bujur sangkar di depannya dengan lari
yang di perintahkan oleh guru.
* Jika muridnya banyak keempat sisi bujur sangkar
dapat diisi masing-masing dengan satu kelompok, kelompok yang berhadapan
bertukar tempat dngan lari atas perintah guru.
* Suasana gembira lebih terjamin bila permainan dibuat
dalam bentuk lomba beregu, memindahkan simpai ke garis seberang.
B. Dasar-dasar Gerak Lompat
1. Pembahasan Singkat
Dikaitkan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak kelas III-IV
dasar-dasar gerakan lompat sangat penting untuk diajarkan, gerakannya sesuai
dengan anak yang energik walaupun postur tubuh belum bagus, namun otot mulai
tumbuh dengan cepat. Sehingga berbagai gerakan lompat yang disiapkan dengan
baik sangat membantu merangsang pertumbuhan otot, khususnya pertumbuhan otot
tungkai.
Untuk menarik agar anak senang melompat-lompat maka rangsangan perlu
ditingkatkan, misalnya dengan mempertinggi rintangan yang harus dilompati.
Berdasarkan pengalaman melompa-lompat diatas kardus-kardus yang ditata dengan
baik merupakan permainan yang mengasikkan bagi anak, jika sulit mencari kardus
bisa dimanfaatkan alat-alat yang lainnya.
2. Contoh Berbagai Variasi Gerakan
Melompat Untuk Kelas III-IV SD
·
Lompat kangkang ke depan
·
Lompat kangkang ke belakang
·
Lompat ke depan dengan
sikap berdiri dari sikap bediri dan kaki menyilang secara bergantian
·
Lompat ke depan kaki menyilang bergantian kanan /
kiri ke depan
·
Melompat split jatuh dua kaki bersamaan kaki kiri
dan kanan bergantian ke depan
·
Lopat ke samping sambil berputar ¼ lingkaran
* Melompati tali atau dengan tongkat yang dipegang
temannya dengan berbagai macam gerakan lompat.
* Melompati teman dalam posisi tiarap, merangkak,
merangkak tumpu (press up), kayang.
* Melompati kardus yang diatur sebagai rintangan
dengan berbagai macam variasi gerak lompatan, melompat kesamping, kanan,
samping kiri yang diletakkan berderet. Berderet variasi gerakan dengan bertumpu
dua kaki, bertumpu satu kaki, melompati dengan membuat putaran.
* Kardus-kardus dan alat yang lain, kadang-kadang
hanya berfungsi sebagai batas, seperti contoh berikut : gerak sepanjang
lintasan secara berpasangan maupun kelompok.
3. Contoh Gerakan Lompat Dalam Bentuk Permainan
* melompati
teman dalam posisi merangkak, secara sederhana.
* Melompat dengan alat kardus secara sederhana.
C. Dasar Gerak Lempar
1. Pembahasan Singkat
Dalam modul ini akan
diperkenalkan beberapa variasi gerak yang lain. Juga beberapa contoh permainan
dengan gerakan melempar. Berbagai cara untuk mendorong dan mengajak anak
melempar dengan mempergunakan alat-alat yang dilempar dibuat menarik supaya ada
rangsangan tersendiri. Sasaran yang beraneka ragam akan memberikan motivasi
untuk melempar. Semakin sulit tugas gerak yang diberikan, semakin menantang dan
merangsang keinginan anak untuk melempar. Merek terdorong menampilkan
kemampuannya dalam suasana bermain yang penuh semangat.
2. Contoh Gerakan Melempar Untuk Kelas III dan IV SD
·
Melempar tegak lurus keatas dengan satu tangan
·
Memantulkan bola ke tanah
·
Menolak dengan dua lengan dari dada sikap berdiri
·
Menolak dengan dua lengan dari dada sikap berlutut
·
Menolak dengan dua lengan dari dada sikap duduk
·
Melempar kedepan diatas kepala dengan dua lengan
sikap duduk
* Bermain lempar tangkap
dengan berpasangan.
* Melempar bola kesasaran tertentu.
* Lempar tangkap bola yang dipantulkan kelantai dengan
tempat perkenaan bola diberi batas garis.
3. Contoh Gerak Lempar Dalam
Permainan
* Estafet lempar yaitu pelempar dari satu tim dibagi dua menempati
lingkaran di tiap sudut lapangan. Lemparan pertama dari masing-masing tim
dimulai dari sudut diagonal yang berbeda. Tugas anggota tim adalah berebut
pindah kelingkaran seberang dengan mengejar bola yang dilemparkan sendiri.
Melempar harus dari dalam lingkaran untuk menangkap atau mengambil bola yang
keluar, boleh keluar lingkaran tetapi harus kebali ke lingkaran, sebelum
melanjutkan lemparan ke anggota tim berikutnya.
Gabungan antara
lari dan lompat keliling, alat yang digunakan adalah kardus dan pancang yang
mudah dipindahkan sehingga dapat diatur arena yang sifatnya lapang dan lebih
jelas. Bagi anak ini lebih menyenangkan dan memberi dorongan untuk melakukan
tugasnya lebih bersungguh-sungguh. Sementara setengah kelas berlomba yang lain
istirahat tetapi tidak pasif. Mereka menjadi penggembira dan memberi dorongan
yang berlomba dengan tepukan atau teriakan-teriakan.
TUGAS DAN LATIHAN
Setelah anda
mempelajari modul atletik 1 sedikit banyak Anda pasti sudah memahami dan dapat
mengembangkan pembelajaran di sekolah anda.
1. Seperti pada modul 1 anda diminta untuk menguji cobakan
contoh-contoh pembelajaran dalam modul atletik 2 dan laporkan tentang
a. Apakah anda kesulitan untuk
memahaminya ?
b. Kendala dan kesulitan dalam
mempraktikkan ?
2. Setelah
anak-anak memiliki perbendaharaan gerak lebih banyak, maka lebih banyak lagi model-model
permainan dapat dibuat
a. Coba
anda buat sendiri model permainan atletik yang sesuai dengan kondisi lapangan
dan peralatan yang ada di sekolah anda.
b. Bedakan
bobot kesukaran materi antara kelas yang rendah dengan kelas yang lebih tinggi
MODUL 3
PEMBELAJARAN ATLETIK KELAS V DAN VI SD
Dengan
keluarnya modul 3 ini maka atletik dalam bentuk pemainan untuk SD kelas I-VI
telah lengkap disajikan berikut contoh-contoh pembelajarannya. Selanjutnya
diharapkan dapat mengembangkan sendiri melalui praktek pembelajaran pendidikan
jasmani sehari-hari di sekolah masing-masing dengan dasar kaidah-kaidah proses
belajar mengajar (PBM) yang telah disampaikan, harapannya dapat mulai
mencobanya. Kemudian untuk memantapkan soyogyanya didiskusikan dengan guru-guru
disekitar sekolah masing-masing. Yang menjadi fokus perhatian harus apat
membedakan antar isi dan tugas ajar yang diberikan untuk kelas yang rendah
dengan kelas yang lebih tinggi. Tugas gerak yang diberikan di kelas II
seharusnya merupakan kelanjutan atau pengayaan dari kelas I, demikian
seterusnya sampai kelas VI. Jadi tugas ajar kelas yang lebih tinggi seharusnya
mempunyai bobot kesulitan lebih berat dibanding dengan kelas yang dibawahnya.
Anak kelas V-VI SD
waktu bermain boleh diperpanjang (dibanding kelas dibawahnya) bertumbuhan badan
yang cepat dan kurang terarur menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu karena
gerakannya cenderung kaku. Ia ingin diterima sebagai anggota kelompok, oleh
karena itu lebih mementingkan keberhasilan kelompok dibanding individu. Lebih
menyenangi permainan dan perlombaan yang menggunakan peraturan resmi dan
terorganisir. Inti dari uraian singkat ini ialah atletik kelas V-VI walaupun
masih dalam bentuk permainan tetapi sudah mirip dengan nomor atletik tertentu
dan dibuat aturan sesederhana yang mengarah ke peraturan yang sebernarnya.
Tetapi tingkat permainan ini sama sekali masih belum menyangkut teknik dasar
standard, seperti pengoperan tongkat estafet harus didalam petak pengoperasian,
ayunan lengan harus betul dan dll. Lebih jelasnya ikutilah uraian singkat dan
contoh di bawah ini :
A. Dasar-dasar gerak lari
1. Pembahasan singkat
Walaupun di atas disebutkan bahwa materi ajar utnuk kelas V-VI berbentuk
permainan yang mirip atletik / lari sebenarnya, tetapi bukan berarti penambahan
perbendaharaan gerak lari perlu diberikan. Paling tidak waktu pemanasan dan
gerak pendahuluan sebaiknya di berikan permainan yang berisi berbagai variasi
gerakan lari.
Permainan yang disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan,
memungkinkan anak berkembang dengan resiko cedera sekecil mungkin. Lari dalam
bentuk permainan memungkinkan anak lebih cepat mengembangkan berbagai
keterampilan dasar yang diperlukan sebagai landasan kokoh bagi nomor lari atau
dapat juga sebagai dasar bagi cabang olahraga yang dipilih sebagai
spesialisasinya nanti.
Lari sambil bermain sebenarnya akan lebih menyenangkan jika dilakukan di
lapangan luas di alam bebas atau di perbukitan. Contoh-contoh kegiatan bermain
atletik (lari) yang diberikan hanya dipilih yang tidak memerlukan lapangan luas
tetapi dilakukakn di halaman sekolah, di lapangan, atau di dalam aula. Dengan
harapan dapat dilaksanakan di semua SD baik yang ada di perkotaan atau di
pedesaan.
2. Contoh berbagai variasi lari
dan jalan untuk kelas V dan VI SD
·
Lari di lintasan
·
Lari menginjak peti lompat
·
Lari sikap gawang diatas
kardus
·
Lari sambil main tali (skiping)
·
Lari melewati tali yang diputar oleh teman lain
·
Lari menanjak dan menurun
3. Contoh gerakan lari dan jalan dalam bermain
@ Dua anak jogging satu di depan satu di belakang dengan jarak sepanjang
tongkat yang dipegang pada ujungnya. Bila ada aba-aba tertentu, tongkat dilepas
dan pelari yang di belakang berusaha menangkap pelari yang di depan. Pada babak
beriktunya posisi dibalik
@ Kelompok bersama-sama sprint ( lari secepatnya ) menuju bola yang
diletakkan pada jarak secukupnya. Anak yang paling depan mengambil bola, lari
menuju titik yang sudah ditentukan dan siap melempar, kemudian yang lain
berderet-deret membuat jembatan dengan ‘sikap kepiting’. Anak paling ujung siap
menerima bola lewat terowongan jembatan, si pelempar menyambung jembatan dengan
sikap kepiting pula. Penerima membawa bola lari ke tempat melempar seperti anak
pertama dan anak yang ada di ujung jembatan menjadi pererima bola. Demikian
selanjutnya sampai semua melakukan giliran melempar bola. Kemudian kelompok
bersama-sama kembali ke tempat semula.
Tugas tambahan ( melempar bola
lewat terowongan ) ini dapat diganti dengan tugas yang lain. Misalnya kelompok
berlari bersama menuju simpai yang diletakkan di ujung lain. Semua anggota
kelompok menerobos simpai, baru lari kembali ke tempat semula.
Permainan lari sambung (estafet)
Berbagai variasi
permainan estafet dapat ditampilkan dengan menggunakan alat bantu bola, kardus
atau simpai.
* Bola sebagai
pengganti tongkat dalam permainan estafet bolak-balik ( shuttle )
* Memindahkan kardus atau benda lain ke sisi
berlawanan satu persatu
* Estafet bolak-balik dengan memindahkan kardus
atau simpai.
Permainan lari gawang dengan menggunakan kardus.
* Kardus
ditata sebagai rintangan dalam lintasan untuk dilompati dengan lari. Lintasan
satu ada satu kardus, lintasan ke dua denga dua kardus dst.
* Jika keterampilan anak sudah bagus dan berani
melompat tanpa ragu-ragu, maka untuk rintangannya bisa dengan menggunakan
bangku.
* Agar secara tak sadar anak-anak melakukan gerakan
mirip lari gawang, maka rintangan kardus bagian tengah dibuat rendah dan ujung
kiri kanan lebih tinggi. Kaki ayun di atas kardus bagian tengah dan kaki tumpu
ditekuk di atas kardus yang lebih tinggi.
Selanjutnya anda
dapat membuat model permainan yang lain misalnya model lintasannya melingkar
atau lurus memamanjang dll.
B. Dasar-Dasar Gerak Lompat
1. Pembahasan singkat.
Jika materi atletik dalam pendidikan jasmani di SD dilaksanakan dengan
lancar mulai kelas I s/d VI sesuai dengan rencana, maka anak kelas V- VI
seharusnya sudah mempunyai perbendaharaan dasar-dasar gerak lompat yang cukup
lengkap. Dengan demikian materi ajar
atletik nomor lompat juga mematangkan dan mengembangkan gerak dasar dominan
dalam nomor lompat. Maksudnya perbendaharaan gerak yang sudah dibina dari kelas
I s/d VI harus dijaga agar tetap melekat pada anak, bahkan sampai dewasa nanti.
Permainan yang dinamis bergembira dengan berbagai variasi gerakan lompat masih
digunakan sebagai pendekatan dalam pendidikan jasmani.
Dari segi perkembangan,
pertumbuhan dan pembinaan anak kelas V – VI memasuki masa peralihan. Peralihan
yang dimaksud adalah pergantian dari masa kanak-kanak memasuki masa puber, ini
tentu mempengaruhi aktivitas geraknya. Tapi karena masa puber ini banyak
disoroti dari segi kejiwaan, maka tidak diulas secara khusus dalam modul ini.
Dari segi pertumbuhan terlihat bahwa pada anak usia 11 – 13 tahun ( kelas V –
VI ) otot tumbuh cepat tetapi tidak teratur. Agar tumbuhnya menjadi optimal
perlu dirangsang melalui gerak dalam pendidikan jasmani.
Guna memberi kesempatan kepada
anak berbakat mengembangkan kemampuannya, guru harus memilih permainan yang
dapat mengembangkan gerak dasar, yaitu gerakan yang mengandung ciri-ciri nomor
lompat tertentu, tetapi belum masuk dengan teknik dasar yang standar. Anak
masih bebas melakukan gerakan dalam permainan yang disiapkan oleh guru. Disini
kreativitas guru sangat berperan untuk membuat permainan dengan variasi gerakan
yang dapat menunjang perkembangan gerak dasar dominan pada nomor lompat.
2. Contoh berbagai variasi lompat untuk kelas V dan VI SD
·
Lompat ke depan tinggi bertumpu satu kaki.
·
Lompat berjingkat bertumpu satu kaki bergantian.
·
Melompati kardus dengan
melangkah, bertumu satu kaki
·
Melompati kardus dengan kedua lutut ditekuk
·
Melompati kardus dengan membuat ½ atau satu
putaran
·
Melompati mistar dengan kedua lutut ditekuk
3. Contoh gerakan lompat dalam
permainan
Berbagai model permainan lompat mulai menggunakan alat seperti kardus,
matras, bangku sampai dengan menggunakan fasilitas alat yang lengkap, dengan
mudah dapat disusun. Jika hanya ada matras saja secara sederhana dibuat sebagai
berikut :
Apabila ditambah kardus dapat juga dibuat seperti berikut :
Permainan seperti diatas akan semakin menarik jika rintangan diletakan
pada lintasan yang berbentuk segitiga atau lingkaran.
Permainan mengarah ke nomor sebenarnya, yaitu lompat jauh yang merupakan
kombinasi antara sprint dengan kekuatan menolak/menumpu.
Untuk lebih mengarah ke nomor sebenarnya dapat dikembangkan sebagai
berikut :
Pada permainan diatas jarak rintangan harus diatur dengan satu langkah
maju (lebih pendek), semua anak dengan mudah dapat melompati rintangan berikutnya.
Sebaiknya dilaksanakan dengan irama. Dapat pula setiap kelompok melakukan
lompatan sambil bergandengan tangan, hanya pada lompatan terakhir melompat sendiri-sendiri. Kegiatan
berikutnya, agar anak dapat merasakan melayang maka lompatan terakhir melompat
secara sendiri-sendiri.
Kegiatan berikutnya agar anak dapat merasakan melayang maka pada lompatan
terakhir diberi rintangan yang sedikit lebih tinggi dibanding rintangan
sebelumnya. Atau jika punya peti lompat yang cukup kuat disusun seperti gambar
berikut.
C. Dasar-dasar gerak lempar
1. Pembahasan singkat
Setelah mempelajari modul satu dan dua diharapkan tidak lagi kesulitan
untuk mengembangkan dan menciptakan lebih banyak model-model permainan dalam
gerakan lempar. Model tersebut dapat
digunakan sampai dengan kelas VI. Hanya untuk kelas V-VI materinya ditekankan
pada pengembangan gerak dasar dominan untuk nomor lempar. Ini dimaksudkan untuk
membantu anak mempersiapkan diri sebelum menetapkan nomor spesialisasinya.
Karakteristik gerakan lempar
sangat mudah dibedakan antara nomor lempar yang lain. Jika melempar bola dengan
ayunan tangan diatas kepala dan dengan awalan lari adalah ciri dasar gerakan
lempar lembing. Melempar dengan ayunan samping dan awalan berputar adalah ciri
dasar gerakan lempar cakram. Gerakan mendorong / menolak dengan awalan
menggeser adalah ciri dasar gerakan tolak peluru.
Dari segi peralatan yang
digunakan karakteristik nomor lempar mudah pula dibedakan. Nomor lempar lembing
menggunakan peralatan berbentuk tombak. Nomor lempar cakram mengunakan
peralatan yang berbentuk piring / lempengan bulat, dan tolak peluru menggunakan
peralatan berbentuk bola / bulat. Dalam pembelajaran peralatannya dimodifikasi,
lembing diganti dengan bola berekor atau tongkat kayu / bambu seadanya yang
tidak terlalu berat untuk dilempar. Cakaram diganti dengan simpai, ban sepeda
bekas, atau kantong pasir. Peluru diganti dengan bola, kantong pasir, atau batu
jika peralatan yang lain tidak tersedia.
2. Contoh berbagai variasi gerakan melempar untuk kelas V dan VI SD
·
Lemparan atas (over arm
throw)
·
Lempar ayunan berputar
(rotasional throw)
·
Lemparan tolakan
(puttingthe shot)
Lemparan atas Lemparan samping Tolakan
@ Berbagai variasi gerakan lempar ayunan diatas lengan
dapat dikembangkan menjadi beberapa model kegiatan.
@ Demikian pula beberapa model ayunan berputar ini juga dapat menjadi
dasar untuk mengembangkan permainan anak.
@ Gerakan mendorong menolak yang dilakukan dalam berbagai posisi
(berdiri, berlutut, duduk) dan diarahkan kesasaran tertentu seperti pada gambar
berikut.
3. Contoh gerakan lempar dalam
permainan
@ Permainan yang menggunakan dasar lempar diatas bahu misalnya menggusur
bola, yaitu regu A dan regu B berusaha mengeluarkan bola dalam lingkaran kearah
daerah lawan.
@ Permainan mengguanakan dasar gerakan lempar ayunan berputar yaitu
masing-masing regu berusaha mengumpulkan skor sebanyak mungkin dengan cara
menghitung jumlah lemparan yang masuk ketonggak dalam waktu yang ditentukan.
Untuk memudahkan pelaksanaan simpai yang digunakan kedua regu dicat berbeda.
@ Permainan dengan dasar gerakan mendorong dengan siswa berpasangan
berhadapan, walaupun sederhana tetapi sangat merangsang dan menarik bagi
anak-anak utnuk mencoba, lebih-lebih jika dapat memotivasinya.
Selanjutnya agar bentuk pembelajaran lebih menarik dapat diberikan pula
dengan menggabungkan antara sprint, estafet dan gerakan lompat.
Berlari menyusuri lintasan lurus dengan melompati
beberapa rintangan kardus, kemudian yang terakhir melompat dengan mendarat
dengan dua kaki.
TUGAS DAN LATIHAN
1. Uji cobakan contoh pembelajaran atletik untuk kelas
V-VI dalam modul atletik 3 ini dan sampaikan kelompok kerja guru tentang:
a. Kekurangan,kelemahan,dan
kendala
b. Kesesuaian dengan kemampuan
anak.
c. Kemukakan komentar dan
saran saudara
2. Model-model permainan atletik untuk kelas V-VI
sudah boleh mengarah ke teknik dasar untuk nomor tertentu, tetapi belum boleh
mengajarkan langsung teknik tersebut. Agar anda dapat membuat permainan yang
mempunyai ciri gerakan nomor atletik tertentu, maka perlu juga memahami tentang
nomor atletik sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
Soepartono. ( 2005 ). Pembelajaran Atletik. Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu Guru Penjas
Han s
Katzenbogner/Michael Midles. (1996). Pedoman Atletik Untuk Anak.Nomor Lari dan
Gawang seri I (alih bahasa oleh PASI ). Jakarta : PASI
…………. (1996)
Pedoman Atletik Untuk Anak.Nomor Lompat seri II. (alih bahasa oleh PASI ). Jakarta: PASI
………….. (1996). Pedoman Atletik Untuk Anak.Nomor Lempar
seri III. (alih bahasa oleh PASI ). Jakarta: PASI
Mochamad
Djumidar A. Widya. (2004). Gerak- Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.